Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui rencana pembangunan 3.736 unit baru di permukiman Yahudi di wilayah yang mereka duduki di Tepi Barat. Menurut para aktivis, langkah Netanyahu tersebut dipicu oleh sikap Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump yang lebih akomodatif.
Unit-unit baru tersebut akan dibangun di sejumlah permukiman, termasuk di Hebron dan sejumlah wilayah kontroversial lainnya. Demikian ungkap seorang pejabat Israel yang enggan menyebut namanya.
Sejumlah bangunan baru itu termasuk rumah dan gedung yang diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah terpencil.
Sebagian besar negara menganggap bahwa permukiman Yahudi tersebut ilegal. Namun, Israel menampiknya.
"Tahun ini mungkin memecahkan rekor. Tidak diragukan lagi ini terjadi karena perubahan di Gedung Putih," kata Hagit Ofran, Direktur organisasi Settlement Watch for the left-wing Peace Now dengan mengacu pada jumlah unit baru yang disetujui Netanyahu seperti dikutip dari The Washington Post pada Rabu (11/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Presiden Trump sebelumnya sempat mengatakan bahwa permukiman "bukan lah hal baik bagi perdamaian". Namun, pengumuman rencana untuk pembangunan ribuan unit baru sejak pelantikannya mencerminkan hal berbeda.
Israel sempat memperluas permukiman selama masa kepresiden Barack Obama. Namun, saat itu pemerintahan Obama lebih vokal dalam menyuarakan kebijakan AS dengan menegaskan bahwa tindakan Israel ilegal dan merupakan penghalang utama dalam upaya mencapai perdamaian dan solusi dua negara.
Pada Desember 2016, beberapa saat sebelum masa jabatannya berakhir, Obama selaku orang nomor satu di Negeri Paman Sam mengambil langkah tak biasa.
Obama memerintahkan perwakilan AS untuk abstain dalam voting yang bertujuan mengeluarkan resolusi yang mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.
'Ikrar' Netanyahu
PM Netanyahu telah berulang kali berjanji bahwa ia tidak akan menghapus satu pun permukiman Yahudi di Tepi Barat.
"Tidak akan ada lagi penghapusan permukiman di tanah Israel. Kita di sini untuk menetap," kata Netanyahu pada Agustus lalu saat berpidato di permukiman Barkan.
Sekitar 400 ribu warga Yahudi tinggal di sekitar 150 permukiman di Tepi Barat dan 200 ribu lainnya tinggal di Yerusalem Timur -- wilayah yang didambakan sebagai ibu kota masa depan oleh rakyat Palestina.
Israel menyetujui proyek permukiman setiap beberapa bulan, namun sampai saat ini mereka fokus untuk melakukan pembangunan di blok utama yang diharapkan dapat menjadi bagian dari penyelesaian perdamaian. Rencana pembangunan permukiman yang baru mencakup unit di area di luar blok.
"Hal yang tidak pernah kita lihat sebelumnya sekarang terjadi," ungkap Hagit Ofran, Direktur organisasi Settlement Watch for the left-wing Peace Now.
Dengan sudah didapatnya persetujuan dari Netanyahu maka tahap berikutnya adalah giliran administrasi sipil dan otoritas militer Israel yang mengelola Tepi Barat untuk memberikan persetujuan teknis.
"Mereka yang mengatakan ini bukan perbaikan yang signifikan, menyesatkan publik," kata salah seorang pejabat Israel yang menolak menyebutkan namanya. "Tidak ada orang yang bekerja lebih keras untuk permukiman daripada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu."
Advertisement