Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi stan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) berisi produk unggulan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahan Negara (Rutan) se-Indonesia, dalam acara pameran Trade Expo Indonesia ke-32, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City Tangerang Selatan.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi (Latkerpro) Harun Sulianto yang menyambut Presiden Jokowi di stan Ditjen PAS mengatakan, Presiden memberikan apresiasi atas pameran produk-produk WBP dan sempat bertanya tentang beberapa produk tersebut.
Advertisement
Harun pun menjelaskan satu persatu karya milik WBP di booth Ditjen PAS. Di antaranya adalah jeera bag, produk tas karya WBP Rutan Kelas I Cipinang yang sudah diekspor ke Timur Tengah, lalu ada kursi malas berbahan anyaman plastik karya WBP Lapas Narkotika Cirebon yang diekspor ke Jerman, Prancis, dan Timur Tengah. Ada juga meubelair karya WBP Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong yang diekspor ke Eropa.
Kemudian ada produk karya napi di Lapas Kelas IIA Pontianak yang membuat tikar kayu, yang juga sudah diekspor ke Malaysia, dan produk karya WBP Lapas Kelas IIB Banyuwangi mengekspor kerajinan kayu dan alat makanan ke Jepang dan Korea Selatan.
"Ada 25 Lapas mengikuti pameran dan 11 Lapas produk karya WBP-nya sudah diekspor ke luar negeri," kata Harun, Rabu (11/10/2017).
Selain itu, Harun menambahkan bahwa Presiden Jokowi juga menyalami barista asal Rutan Kelas I Cipinang saat melihat produk kopi dalam acara pameran Trade Expo Indonesia ke-32. Bahkan, bertanya beberapa hal kepada para barista tersebut.
"Semisal, bagaimana proses pelatihan menjadi barista dan trik membuat kopi yang enak dalam wadah Jeera Foundation di Rutan Cipinang," ucap Harun menirukan Presiden Jokowi.
Harun Sulianto menjelaskan, acara pameran Trade Expo Indonesia ke-32 yang ditaksir dikunjungi sebanyak 1.000 pembeli yang berasal dari 62 delegasi negara mengalami peningkatan jumlah stan, yaitu sebanyak 105 stan termasuk diikuti oleh Ditjen PAS.
Kemudian diharapkan karya-karya produk-produk unggulan WBP atas pembinaan Ditjen PAS dapat mengikuti selera pasar. Tiap produk karya WBP harus memperhatikan desain kreatif dan inovatif. Sekaligus mengikuti perkembangan jaman dengan dipasarkan melalui cara online.
"Kami (Ditje PAS-red) sedang menuju bagaimana cara memiliki aplikasi Pemasyarakatan Online. Dan meningkatkan jumlah negara yang menerima produk karya WBP yang akan diekspor," tambahnya.
Adapun berhasilnya digelar pameran produk-produk karya WBP di Lapas maupun Rutan se-Indonesia di Trade Expo Indonesia ke-32, dikarenakan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan.
Harun mengungkapkan, bermula saat Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melihat Dirjen PAS menggelar beberapa karya-karya WBP di Terminal III Soekarno-Hatta. Sejurus, Menteri Perdagangan tersebut tertarik untuk mengikutsertakan karya-karya WBP dalam acara pameran Trade Expo Indonesia ke-32 tahun ini.
"Pak Enggar menghubungi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan untuk mengajak Ditjen PAS memindahkan pameran karya produk WBP Lapas maupun Rutan se-Indonesia ke acara Trade Expo Indonesia ke-32," ujar Harun.
Enggar juga dalam sambutannya menjelaskan, acara Trade Expo Indonesia ke-32 tidak seperti biasanya. Sebab dipamerkan produk unggulan karya WBP. Harun menjelaskan, seperti karya ekslusif batik tulis bermotif burung cendrawasih milik WBP Mary Jane Fiesta Veloso terpidana mati wanita asal Filipina, menghuni Lapas Perempuan Yogjakarta. Dan karya kaligrafis milik WBP teroris Lapas Semarang dan Lapas Madiun.
"Pameran kali ini berbeda dengan Trade Expo Indonesia sebelumnya, karena ada anjungan produk unggulan napi," Enggartiasto Lukita menuturkan.