Mengenal Dysmorphia Tubuh yang Dialami Kim Kardashian

Pada episode terbaru Keeping Up with the Kardashians, Kim Kardashian bicara tentang penilaian publik pada tubuhnya.

oleh Melly Febrida diperbarui 12 Okt 2017, 11:30 WIB
Mengetahui adanya komentar seperti ini dari Sharon, Kim pun tidak tinggal diam. Menurut Kim, sekarang ini Sharon sudah salah persepsi kepadanya. (Instagram/kimkardashian)

Liputan6.com, Jakarta Kim Kardashian kerap berswafoto sambil menunjukkan kemolekan tubuhnya. Namun rasa percaya diri bintang reality show ini bakal menurun apabila ada warganet yang berkomentar negatif tentang tubuhnya. Ia merasa seperti dysmorphia tubuh.

Pada episode terbaru Keeping Up with the Kardashians, Kim secara terbuka berbicara tentang penilaian publik pada tubuhnya.

Dalam episode tersebut, foto berbikini Kim Kardashian menjadi virus online. Saat menghadapi dampak tersebut, dia mengakui kekhawatiran akan penampilan tubuhnya telah meningkat selama bertahun-tahun.

"Anda berfoto dan orang-orang hanya mempermalukan tubuhmu," kata Kardashian.

"Ini sama seperti membuat saya dysmorphia tubuh," katanya seperti dilansir dari Health, Kamis (12/10/2017).

Istilah "dysmorphia tubuh" sering terdengar akhir-akhir ini dan sering dilontarkan oleh orang-orang yang memerhatikan penampilan mereka. Namun sebenarnya, ini adalah kondisi kesehatan mental.

 

Simak video menarik berikut:

 


Terobsesi tubuh

Apakah definisi dysmorphia tubuh? Menurut Tom Hildebrandt, PsyD, Kepala Division of Eating and Weight Disorders at Mount Sinai Health System di New York City, istilah ini merujuk pada terlalu asyik melihat ketidaksempurnaan penampilan seseorang.

Orang dengan dysmorphia tubuh biasanya melihat satu atau sekelompok bagian tubuh tertentu dan berpikir, "betis saya terlihat gemuk atau wajah saya sangat jelek dan tidak proporsional". Mereka menjadi terobsesi dan membiarkan pemikiran ini mengambil alih hidup mereka.

Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), gangguan dysmorphia tubuh atau BDD, adalah jenis gangguan obsesif kompulsif. Yayasan OCD Internasional mengatakan BDD memengaruhi 1 dari 50 orang, atau antara 5 dan 7,5 juta orang di Amerika Serikat saja.

Sulit untuk mengetahui apakah Kardashian memiliki BDD atau tidak selalu menyukai penampilannya dengan hanya melihat satu episode acaranya.

Lantas tanda-tanda apa yang bisa memberi tahu Anda obsesi tubuh Anda benar-benar BDD?

Ini lebih dari bersikap kritis terhadap penampilan Anda dari waktu ke waktu.

"Bagi seseorang dengan BDD, keseimbangan seluruh hidup mereka tergantung pada apakah mereka terlihat bagus atau apakah mereka telah menyamarkan yang mereka anggap salah," kata Hildebrandt.


BDD bukan candaan

Ketika seseorang percaya, dia memiliki masalah tubuh dan sangat peka terhadapnya, dia mungkin menghindari situasi sosial agar kekurangannya tidak menarik perhatian. Dia mungkin juga pergi ke tempat yang ekstrem untuk menyembunyikan perasaan cacat. Katakanlah berjalan-jalan dengan rambut menutupi wajahnya atau memilih operasi.

"Orang-orang yang kaya mungkin menjalani operasi plastik sampai berulang-ulang kali, karena bisa memberikan kebebasan sementara dari kecemasan tentang penampilan mereka," jelas Hildebrandt.

Mengenai Kim yang mengatakan dysmorphia tubuhnya berasal dari semua komentar haters, Hildebrandt berpendapat, komentar negatif memang dapat membuat BDD menjadi lebih buruk. Akan tetapi, ia menambahkan, mereka (haters) biasanya bukan penyebab kelainan tersebut.

Khawatir dengan teman yang menampilkan perilaku BDD? Perhatikan seberapa sering dia coba menyembunyikan bagian wajah atau tubuhnya, atau jika dia terus mencari kepastian tentang wilayah tubuh tertentu.

Jika Anda atau orang yang Anda cintai berpikir menderita akibatnya, berbicaralah dengan terapis atau konselor. Pengobatan yang diberikan meliputi antidepresan dan terapi perilaku kognitif.

BDD tidak boleh digunakan sembarangan sebagai istilah candaan untuk seseorang yang tidak 100 persen puas dengan tubuhnya. Kita semua pernah berharap kita lebih ramping, memiliki lebih banyak otot, atau lebih tinggi atau lebih pendek. Namun ketika seluruh hidup seseorang didedikasikan untuk bersembunyi dan terobsesi dengan kekurangannya, ini adalah masalah kesehatan mental serius yang perlu ditangani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya