Liputan6.com, Jakarta - Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan menilai, sosok Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bisa menjadi calon presiden alternatif pada Pilpres 2019.
Alasannya, menurut Syahganda, Gatot dianggap memiliki kedekatan dengan beberapa ormas dan melindungi ormas beragama, serta dianggap mendukung demo beberapa ormas beragama pada Pilkada DKI 2017 lalu.
Advertisement
"(Contohnnya) kedekatan Gatot dengan Front Pembela Islam (FPI) dan berbagai langkah Gatot yang melindungi gerakan-gerakan Islam, dalam isu permusuhan terhadap Ahok di awal 2017," kata Syahganda dalam diskusi bertema 'Siapa Presiden 2019?' di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2017).
Alasan lainnya, menurut Syahganda, Gatot beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang dianggap menyerang kepentingan asing di Indonesia.
"Pidato-pidato Gatot yang menyerang kepentingan asing yang mengancam Indonesia dan spekulasi yang diciptakannya, bahwa marinir Amerika di Australia ditujukan untuk merampas Papua, dianggap Mc Beth --wartawan senior kawasan Asia-- sebagai simbol ultra nasionalistik yang akan bangkit bersama Gatot," kata dia.
Selain itu, Syahganda melanjutkan, partai politik juga seakan memberikan ruang pada Gatot, seperti Hanura, meskipun partai pendukung pemerintahan itu belum menyatakan dukungan pada sosok selain Jokowi untuk Pilpres 2019.
"Hanura, meskipun tidak menyatakan posisinya dalam mendukung Gatot, tetap saja memberikan panggung besar bagi ketokohan GN (Gatot Nurmantyo) pada rapimnasnya di Bali beberapa waktu lalu," ujar dia.
Pendamping Jokowi dan Prabowo
Syahganda mengatakan, di luar parpol, lembaga-lembaga survei juga mulai mensosialisasikan Gatot sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019.
"Terlepas dari kuantifikasi elektabilitas survei tokoh-tokoh, lembagai survei tersebut mendorong nama Gatot muncul sebagai cawapres potensial, mendampingi Jokowi atau Prabowo. Dan bahkan ada yang menjadikan Gatot sebagai capres," kata dia.
Menurut Syahganda, lembaga survei Indikator Politik Indonesia dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) misalnya, mengunggulkan Gatot sebagai cawapres Jokowi pada Pilpres 2019.
"Sebaliknya, dedengkot lembaga survei, Denny JA, sudah menulis Gatot dalam pusaran pertarungan Capres 2019, bersaing dengan Jokowi dan Prabowo. Di samping Denny, Lembaga Survey Kedai Kopi juga merilis nama Gatot sebagai capres 2019," kata dia.
Begitu juga lembaga survei Median, Syahganda menyebutkan, yang menginginkan Jokowi dan Prabowo, masih lebih rendah dari total yang menginginkan capres selain keduanya, yakni 40,6%. Tokoh-tokoh lembaga survei dan parpol sementara ini adalah propagandis utama dalam kemunculan tokoh dan ketokohan elite nasional.
Menurut Syahganda, dengan dukungan kemunculan Gatot Nurmantyo dalam langkah politik Jokowi dan Prabowo, dapat dipastikan Panglima TNI itu bakal menjadi bintang baru dalam Pilpres 2019.
"Sebagian pengamat mengatakan bahwa figur Gatot Nurmantyo dapat melengkapi Jokowi. Sebagian lainnya menganggap justru Gatot mempunyai peluang merangkul masyarakat yang sedang terbelah ini," Syahganda menandaskan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement