Hal yang Perlu Diketahui Jika Anak Ingin Pakai Kawat Gigi

Sebelum izinkan anak pakai kawat gigi, ada baiknya orangtua paham akan pemasangan dan perawatannya.

oleh Doddy Irawan diperbarui 13 Okt 2017, 09:00 WIB
Kawat Gigi pada Anak

Liputan6.com, Jakarta Bukan hanya remaja yang ingin memiliki gigi rata dengan bantuan kawat gigi. Belakangan, tak sedikit orangtua yang memutuskan agar anaknya juga dipakaikan kawat gigi. Tujuannya tak lain agar gigi anak kesayangan mereka tampak rapi dan sejajar ketika dewasa nanti.     

Kawat gigi merupakan metode perawatan yang bertujuan untuk mengoreksi barisan gigi yang tidak rata. Dalam dunia medis, perawatan kawat gigi ini disebut dengan ortodonti. Apakah anak-anak sudah boleh pakai kawat gigi?

Menurut Australian Society of Orthodontists, usia ideal untuk melakukan evaluasi perawatan ortodonti adalah 8-10 tahun. Pada usia tersebut, dokter gigi dapat memprediksi apakah anak akan mengalami susunan gigi yang baik atau tidak di kemudian hari.

Lalu, kapan usia Ideal anak boleh memakai kawat gigi? Menurut drg. Callista Argentina, dikutip dari Klikdokter, Kamis (12/10/2017), waktu yang tepat adalah usia 13-15 tahun. Namun pada kasus ekstrem, di mana susunan gigi dan rahang benar-benar tidak baik, kawat gigi dapat digunakan saat usia anak menginjak 8 tahun.

 

Simak juga video menarik berikut:

 


Tahap pemasangan dan perawatan kawat gigi

Menurut dokter gigi cantik ini, anak yang perawatan ortodonti, akan melewati 2 tahapan.

Pertama adalah pemasangan alat interseptif lepasan. Alat ini bisa berupa headgear, facemask, atau alat ekspansi. Kemudian, setelah gigi tetap sudah tumbuh semua, tahap kedua baru bisa dilakukan.

Pada tahap ini, dokter akan memasangkan bracket sesuai dengan kondisi rongga mulut pasien.

Setelah terpasang, tentu akan ada fase perawatan kawat gigi. Alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Prof. DR. Moestopo (Beragama), anak yang menggunakan kawat gigi dituntut untuk menjaga kebersihan bracket dan giginya dengan baik.

Mengapa demikian? Karena dengan menempelnya bracket pada gigi, makanan akan semakin mudah terselip di sela-sela gigi. Jika ini dibiarkan, risiko terjadinya karies gigi akan semakin tinggi.

Selain itu, tambah sulung dari tiga bersaudara ini, bila pasien tidak rutin kontrol gigi setidaknya 2-3 minggu sekali, bau mulut tidak bisa dihindari lagi. Hal ini akan membuat pergerakan gigi lebih lambat, sehingga waktu perawatan akan semakin lama.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya