Liputan6.com, Minahasa - PT SGMW Motors Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek mobil Wuling Indonesia kerap dipandang sebagai mobil murah. Hal ini tak lain karena harga mobil asal China itu dibanderol jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan sekelasnya yang dibuat dari Jepang, yakni antara Rp 128,8 juta-165,9 juta on the road Jakarta.
Namun begitu, sebuah akun Instagram @Wuling_id baru-baru ini mengunggah sebuah gambar, bahwa mobil yang dirakit di GIIC Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat itu cukup tahan banting.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk mobil sekelas Low MPV ada yang lebih kuat dari Wuling Confero S?" tulis @Wuling_id, Senin (8/10/2017).
Jika melihat gambar yang ditampilkan, terlihat bagian depan Wuling Confero S 1.5 asal Minahasa dengan plat nomor DB 1156 LJ hanya mengalami beberapa goresan di bagian kap mesin.
Sebaliknya, angkot biru dengan plat nomor DB 1033 QB, pada bagian bumper belakang blesek.
Keberadaan gambar-gambar peristiwa kecelakaan Wuling Confero S vs angkot ini membuat Product Planning Specialist Wuling Motors Indonesia, Arief Ramadhi, angkat bicara. Kata dia, meski diunggah atas nama akun Wuling_id, ia belum mengetahui secara pasti keaslian gambar tersebut.
“Foto itu bukan dari kami yang ngasih gambar, tapi dari dealer kalau enggak salah," kata Arief saat ditemui di kawasan Ubud, Bali, Rabu (11/10/2017).
Namun begitu, Arief tak menampik, jika terjadi kecelakaan dengan contoh kasus di atas, kemungkinan memang hanya titik spot bagian atas saja yang bersentuhan dengan kendaraan lain. Alhasil, hanya bagian kap mesin saja yang rusak.
“Kami juga enggak tahu keadaan angkotnya bagaimana bumpernya, karena tergantung posisi saat ditabrak, dan tergantung bahannya juga," ucap Arief.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mobil Gampang Hancur Saat Tabrakan, Crumple Zone Berfungsi?
Banyak yang berpendapat, jika mobil produksi saat ini gampang hancur saat kecelakaan. Padahal, itu menjadi bukti bahwa crumple zone atau zona benturan di mobil bekerja secara efektif.
Mengutip Crashtest.org, crumple zone merupakan teknologi untuk meminimalkan cedera yang bakal terjadi jika mobil mengalami tabrakan. Hal tersebut karena area di dalam mobil terdapat energi hasil tabrakan (benturan) yang terserap dan berkurang.
Crumple zone terletak di bagian depan dan belakang mobil. Di bagian depan, lokasinya ada dari mulai ujung depan mobil hingga ruang kabin.
Untuk mencegah ruang kabin ikut hancur kala tabrakan terjadi, crumple zone yang baik harus memenuhi dua aspek. Salah satunya adalah harus dapat mendistribusikan dan mengurangi energi benturan sebelum sampai pada ruang kabin.
Selain itu, ia dapat mengurangi deselerasi yang keras sehingga cedera penumpang dan pengendara bisa diminimalisasi.
Konsep utama dari crumple zone sebetulnya sederhana. Setiap energi hasil benturan atau tabrakan harus pergi ke suatu tempat kecuali ruang kabin. Karena itu, crumple zone juga berkaitan tentang bagaimana rangka mobil secara keseluruhan dirancang.
Dalam hal ini, yang umumnya dilakukan pabrikan adalah dengan membuat lekukan atau lubang lubang tertentu yang nantinya akan menjadi "titik tekukan" jika tabrakan terjadi. Biasanya ini dilakukan di plat kap mesin atau fender.
Sementara untuk bumper sebagai bagian terdepan mobil, umumnya menggunakan bahan dari plastik. Menariknya, crumple zone sering diasosiasikan dengan kualitas yang buruk.
Pasalnya, penerapan crumple zone memang membuat bagian depan mobil jadi seperti lebih rapuh, berbeda dengan mobil zaman dulu yang kuat. Namun setelah mengetahui alasannya, tentu asumsi ini harusnya dapat diubah.
Perlu diingat, tentu saja crumple zone ada keterbatasan. Meski semakin baik, ia tidak bisa menjaga ruang kabin seandainya benturan dengan objek lain terlalu keras.
Advertisement