Liputan6.com, Jakarta - Bermula dari bekerja sebagai karyawan di bengkel jahit ternama, Thio Ahmad Hendra kini menikmati masa tuanya dari hasil bengkel jahit miliknya di Muara Karang, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Tak hanya itu, Hendra yang mulai menjahit sejak 1970 itu, juga biasa bergaul dengan pejabat tinggi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, yang merupakan langganannya.
Advertisement
Sekarang di usianya yang sudah 64 tahun, Hendra dipercaya kembali oleh Pemprov DKI, menjahit pakaian dinas upacara pelantikan untuk Gubernur terpilih Anies Baswedan.
Awalnya, bapak dua anak ini tidak menyangka dihubungi lagi oleh salah satu pelanggannya, yakni Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Pemprov DKI, Muhammad Mawardi.
Komunikasi itu terjalin pada pertengahan September 2017, sang pejabat meminta Hendra menjahit satu pasang pakaian dinas upacara (PDU), dua pasang pakaian kerja berwarna cokelat, dan dua pasang warna putih untuk dipakai Gubernur baru, Anies Baswedan.
Demi tugas barunya ini, pada 20 September 2017, Hendra menemui Anies untuk pertama kalinya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Dia datang ke kediaman Anies untuk mengukur badan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. Karena yang memakai bukan orang sembarangan, pria keturunan Betawi-China ini berusaha membuat baju dinas Anies sesempurna mungkin.
Untuk pengukuran dan pemotongan bahan pakaian, langsung dikerjakan Hendra. Sementara beberapa karyawannya membantu sesuai keahlian masing-masing.
"Kalau jas khusus yang ahli jas, kemeja dan celana juga begitu udah ada masing-masing yang ngerjain," kata Hendra saat ditemui Liputan6.com di bengkel jahitnya, Kamis 12 Oktober 2017, di Jalan Pluit Karang Indah Timur Nomor 73, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Baju dinas Gubernur terpilih Anies, kata dia, semua bahannya asli dari dalam negeri dan sudah disediakan langsung oleh Pemprov DKI Jakarta.
Kini baju dinas Anies, termasuk baju untuk upacara pelantikan 16 Oktober nanti, sudah hampir rampung. Anies pun telah melakukan fitting atau pengepasan terakhir dan telah melakukan pemotretan dengan baju dinas upacaranya, Kamis kemarin.
"Empat kali ketemu sama Pak Anies, dari pengukuran, dua kali fitting sama pertemuan buat pemotretan dengan baju pelantikan," kata kakek empat cucu ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Chiu Tailor
Menjadi penjahit langganan Gubernur dan pejabat tinggi DKI tidak dialami begitu saja oleh Hendra.
Setelah memutuskan keluar dari bengkel jahit ternama di Ibu Kota pada 1970, dia pun membuka bengkel jahit sendiri yang dinamai Chiu Tailor.
Namun, lokasi bengkel jahit itu harus berpindah-pindah, karena Hendra saat itu masih hidup dengan mengontrak.
Meski tinggal berpindah-pindah, hasil jahitan Chiu Tailor banyak diperbincangkan dari mulut ke mulut.
Hingga pada akhirnya dia menerima pesanan menjahit pakaian dinas Gubernur DKI saat itu, Tjokropranolo.
Sukses memberi hasil jahitan yang memuaskan, Hendra pun terus dipercaya pihak Pemprov DKI untuk menjahit baju dinas gubernur, wakil gubenur, dan juga pegawai Pempor DKI lainnya.
"Ini bukan pertama kali jahit baju orang Pemda DKI," ujar Hendra.
Dia mengaku lupa siapa saja pejabat yang sudah dibuatkan baju dinas.
"Kalau masa-masa saya kebanyakan sudah pensiun. Sudah lupa siapa aja," kata dia.
Hanya saja Hendra tetap mengingat beberapa sosok orang penting DKI yang pernah dijahitkan pakaian dinasnya, seperti Basofi Sudirman dan Fauzi Bowo atau Foke.
Saat Liputan6.com menemuinya di bengkel jahitnya, tampak seorang karyawan sedang menjahit jas berwarna hitam.
Bengkel jahit tersebut merupakan rumah toko atau ruko berukuran 6x20 meter, dengan beberapa lantai di atasnya.
Saat memasuki ruangan, terdapat ruangan berukuran 3x4 meter yang digunakan Hendra sebagai ruangan bahan pakaian untuk pelanggan.
Rata-rata dari pelanggan memang membeli bahan pakaian yang telah dipersiapkan oleh Hendra. Belakang ruangan bahan pakai tersebut digunakan Hendra untuk bekerja.
Terdapat beberapa mesin jahit dan beberapa jas ataupun kemeja menggantung milik pelanggan terlihat di ruang produksi itu.
"Karyawan enggak semua kerja di sini, ada beberapa cuma ambil bahan langsung di bawah ke rumah untuk diselesaikan," kata Hendra.
Advertisement