Gempa Tremor Mulai Guncang Gunung Agung, Berikut Penjelasan PVMBG

PVMBG pun meminta warga tetap tenang meski ada gempa tremor non-harmonik di Gunung Agung.

oleh Dewi Divianta diperbarui 13 Okt 2017, 15:00 WIB
Gempa yang terdeteksi semakin sering merupakan manifestasi dari pergerakan magma dari bawah Gunung Agung. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Karangasem - Gempa tremor non-harmonik (rentetan beberapa gempa vulkanik) mulai muncul di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali. Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil‎, meminta warga tetap tenang meski ada gempa tremor non-harmonik.

Ia pun meminta kalangan media berhati-hati membuat berita agar warga tak panik.

"Tremor harmonik bisa terjadi kalau aliran fluida mengakibatkan bergeraknya conduit (dinding saluran magma) dan membuat efek resonansi. Tremor harmonik juga tidak selalu diikuti letusan," ucap Devy, Jumat (13/10/2017).

Devy menjelaskan, gempa tremor terus-menerus sering menjadi penanda terakhir sebelum letusan. Biasanya, hal itu terjadi berkaitan dengan penghancuran sumbat penutup kawah.

Menurut dia, gempa tremor seperti di Gunung Agung ini tak melulu diikuti letusan, kecuali kalau terjadi secara terus-menerus.‎ "Manifestasi permukaan bisa hanya berupa pelepasan gas atau asap ke permukaan," ujarnya.

Devy berharap, manifestasi di permukaan hanya berupa gas dan asap saja. Jadi, tekanan di bawah perut Gunung Agung cepat habis.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Imbauan Kominfo

Penduduk mengamati Gunung Agung dari Desa Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (11/10). Menurut BNPB, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga PVMBG masih menetapkan status awas sejak 22 September lalu hingga saat ini. (AP/Firdia Lisnawati)

Adapun untuk meminimalisasi risiko erupsi Gunung Agung, masyarakat terdampak yang mengungsi di sejumlah titik diminta tetap konsisten mengikuti imbauan pemerintah.

Mereka diharapkan hanya mempercayai informasi yang valid, seperti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI/Polri.

"Masyarakat, khususnya para pengungsi, harus tetap memperhatikan dan menaati langkah-langkah penyelamatan yang diberikan pemerintah. Jangan mudah percaya dengan berita hoax yang menyesatkan seputar Gunung Agung," ujar Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Niken Widiastuti, kepada Liputan6.com, Selasa, 10 Oktober 2017.

Menurut Niken, kini saatnya masyarakat menggunakan media sosial (medsos) untuk menginformasikan hal-hal positif untuk para pengungsi Gunung Agung. Terutama agar para pengungsi merasa aman dan nyaman.

"Masyarakat harus mendapatkan informasi-informasi terkini dari sumber tepercaya terkait Gunung Agung. Lawan hoax seputar Gunung Agung dengan data dan fakta," ucap Niken.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya