Liputan6.com, Solo - Sejumlah pedagang mengaku tidak khawatir dengan rencana penutupan Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari pada akhir 2017.
"Rezeki kan bukan hanya dari pengunjung THR Sriwedari, pembeli yang lain juga banyak yang datang ke tempat saya," kata salah satu pedagang angkringan, Novi di Solo, Jumat (13/10/2017), dilansir Antara.
Menurut dia, sudah beberapa tahun terakhir ini taman hiburan tersebut memang sepi pengunjung dan hanya tampak ramai di momen tertentu.
"Biasanya kalau pas libur sekolah, itu pun sepertinya tidak terlalu banyak. Mungkin sudah kalah dengan mal dan taman hiburan lain," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Senada, salah satu petugas parkir di kawasan tersebut, Bobby, mengatakan penutupan THR Sriwedari tidak akan terlalu berdampak pada pendapatannya.
"Kalau yang parkir sehari-hari memang tidak terlalu banyak, yang ramai hanya saat ada tontonan dangdut atau tontonan lain," katanya.
Selebihnya, Bobby justru lebih banyak mengatur dan menjaga kendaraan yang mengurus SIM pada saat ada armada pelayanan SIM keliling oleh kepolisian.
Sebelumnya, terkait dengan rencana penutupan tersebut, Direktur THR Sriwedari Sinyo Sujarkasi mengatakan penutupan dilakukan lantaran manajemen THR membatalkan rencana pindah tempat dari Sriwedari ke Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang sebelumnya ditawarkan Pemerintah Kota Solo.
"Biaya sewa di tempat yang baru terlalu tinggi, yaitu Rp 600 juta per bulan. Padahal, untuk sewa lahan saat ini hanya Rp 38 juta per bulan," katanya.
Mengenai opsi mencari lahan lain, kata dia, saat ini sedang dipertimbangkan oleh pihak manajemen.
Sementara itu, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo tidak mempermasalahkan potensi kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) dari lokasi hiburan yang sudah beroperasi 32 tahun tersebut.
"Siapa yang bilang kehilangan PAD banyak, enggak. Sewanya saja kan hanya Rp 38 juta. Kan memang akan ada penataan kawasan dan di kawasan Sriwedari mau dibangun masjid," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini: