Liputan6.com, Jakarta Pesona Goa Tanding yang ada di dusun Gelaran II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, memikat rombongan dari Bappenas, Badan Geologi dan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Mereka terpesona dengan stalagtit dan stalagmit maupun dinding goa saat menyusuri sungai bawah tanah ini dengan perahu karet atau boat.
Perjalanan selama satu jam lebih di perut bumi sepanjang 460 meter ini memang penuh dengan pesona. Itu terungkap dari pernyataan ahli karst yang ikut rombongan ini. "Luar biasa. Stalaktitnya masih ada yang bagus. Masih ada kolom-kolom bertemunya stalaktit dan stalakmit," kata Hanang Samudra dari Global Geoparks Network Advisory Committee.
Advertisement
Goa Tanding merupakan destinasi wisata yang relatif baru di Gunungkidul. Goa Tanding merupakan atraksi susur sungai bawah tanah sejauh 300 meter menggunakan Perahu karet. Lebih sensasional dari cave tubing Goa Pundul, yang letaknya tak jauh dari Goa Tanding ini.
Goa Tanding memang masih satu aliran sungai bawah tanah dengan Goa Pindul. Jika menyusuri Goa Pindul hanya bisa dilakukan dengan cave tubing (menyusuri sungai dengan ban dalam), di Goa Tanding bisa memakai perahu karet dan bisa dinaiki secara berkelompok.
Goa Tanding ini mempunyai kedalaman air mencapai 4 meter dan tinggi dari permukaan air sampai atap goa mencapai 5 meter sampai 16 meter. Lebar goa kurang lebih 4 meter hingga 9 meter sesuai dengan kontur goa dan sangat bervariasi.
Kedatangan rombongan dari Bappenas, Badan Geologi dan Dirjen Keuangan ke Gunungkidul untuk melakukan asesmen dalam rangka support anggaran tahun 2018. Saat berada di Goa Tanding, tim menyarankan agar ada konservasi dengan cara penghijauan lahan di atas goa. Hutan rakyat yang ada harus dipertahankan.
Dalam rombongan ini, selain Hanang Samodra, ada Sofyan Suwardi Ivan (Kasubbag Rencana kerja Badan Geologi), Feri Irawan (Kasubsie Anggaran Perekonomian dan Kemaritiman Dirjen Anggaran Kemenkeu). Ada juga Togu Pardede (Kasubdid Geologi Pertambangan dan Panas Bumi Direktorat SDEMineral dan Pertambangan Bapenas) dan Y Rizal Primana (Direktur Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan Bappenas). Turut mendampingi Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Sebelum meninjau dan menikmati pesona Goa Tanding, tim asesmen yang akan mensupport anggaran untuk Geopark Gunungsewu ini diterima Bupati Gunungkidul Badingah. Badingah didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul Drajad Ruswandono dan beberapa kepala dinas.
Bupati Badingah menyampaikan terima kasih dan minta dukungan untuk persiapan revalidasi Geopark tahun 2019. "Revalidasi dan penilaian ini dari Global Geoparks Network Unesco," tegas Badingah.
Pada kesempatan itu, Badingah juga meminta dukungan penganggaran dari Kemenkeu. Sedangkan yang dari Bapenas minta dukungan untuk dana-dana DAK khususnya untuk pengembangan pariwisata.
Tim dari Jakarta ini juga sempat meninjau pembangunan Tourists Information Center (TIC) di kawasan Patuk. Pembangunan TIC ini mengunakan dana dari DAK Kemenpar 2017 sebesar Rp 2.8 Miliar dan dari APBD tahun 2016 sebesar Rp 700 juta.
Menpar Arief Yahya menyebut, Gunung Kidul Jogjakarta semakin banyak ditemukan atraksi baru yang berkelas dunia. Itu harus dimanag yang bagus, agar wisatawan merasa nyaman dan puas, yang ujungnya akan mengabarkan ke semua orang melalui media sosial, bahwa destinasi itu memang layak dikunjungi.
“Promosikan terus, ajak netizen, memposting berbagai sensasi yang ada di goa-goa di sana,” jelasnya. Gunung Kidul sampai Pacitan Jawa Timur adalah tempat geopark Gunung Sewu yang semakin mendunia.
(*)