Kesuksesan Perusahaan Startup Bisa Menjadi Inspirasi Hidup Anda

Perusahaan startup memiliki beragam cerita kesuksesan yang sangat inspiratif, dan dapat kita terapkan dalam kehidupan.

oleh Adinda Tri Wardhani diperbarui 15 Okt 2017, 19:00 WIB
Perusahaan startup memiliki beragam cerita kesuksesan yang sangat inspiratif, dan dapat kita terapkan dalam kehidupan.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan startup memiliki beragam cerita kesuksesan yang sangat inspiratif. Bahkan untuk individu yang hanya ingin mengatur keuangan tanpa membuka usaha, beragam kisah sukses perusahaan startup bisa menjadi inspirasi.

Salah satu karakter perjuangan perusahaan startup yang bisa kita teladani untuk membuat keuangan lebih stabil adalah fokus. Lihat saja Go-Jek, dulu perusahaan startup ini hanya berkonsentrasi pada transportasi ojek. Kini, lini bisnisnya bervariasi, dari jasa antar sampai bersih-bersih rumah. Contoh lainnya adalah Tokopedia. Fokus awalnya adalah marketplace. Tapi kini mau beli pulsa atau bayar listrik pun bisa via Tokopedia.

Nah, berpikir ala startup ternyata juga bisa membantu kita dalam pengaturan keuangan. Berikut ini penjabarannya seperti dikutip dari DuitPintar.com:

1. Tak ragu investasi jangka panjang

Pasti di awal usaha penuh aral melintang. Banyak pengeluaran untuk membiayai operasional bisnis, terutama membayar gaji karyawan.Tapi mereka tak ragu memilih investasi jangka panjang dengan merekrut sumber daya manusia berkualitas. Tidak masalah bayar mahal, asalkan timbal balik yang diberikan karyawan sepadan, bahkan lebih besar. Tentunya investasi ini memerlukan rencana dan pemikiran yang matang. Harus yakin benar bahwa investasi yang dilakukan itu memberi kontribusi secara finansial.

2. Efektif dan efisien

Startup umunya diawali oleh tim kecil. Jumlah founder plus pekerja awalnya tidak sampai 20 orang. Google bahkan awalnya hanya punya tim beranggotakan 21 orang. Intinya adalah tim itu bisa efektif dan efisien dalam bekerja. Mereka haruslah berkualitas dan serba-bisa. Karakter ini juga bisa kita terapkan dalam kehidupan finansial sendiri. Pengeluaran mesti seefektif dan seefisien mungkin. Jangan berlebihan dan mubazir demi keamanan finansial.

3. Sederhana

Startup biasanya punya kantor kecil, seperti di ruko sewaan. Dengan tim yang kecil, suasana kerja pun enak. Bahkan saat mendapat pendanaan dari investor, mereka tidak langsung pindah ke gedung mentereng dan menambah kru. Sebaliknya, mereka tetap tampil sederhana dan tak lepas dari fokus untuk meningkatkan kualitas produk. Mereka tidak mau berlatidak mewah tapi ternyata isinya melompong. Demikian juga kita, seharusnya bisa mengutamakan kesederhanaan ketimbang pamer harta. Hidup sederhana bakal membantu kita memupuk lebih banyak harta untuk jangka panjang, termasuk masa pensiun.

4. Up to date

Perusahaan rintisan selalu berupaya mengikuti perkembangan zaman, terutama bidang teknologi. Startup memang dekat dengan dunia digital, bila tidak up to date, jelas akan ketinggalan kereta. Inovasi pun tak bisa lancar dilakukan. Padahal inovasi adalah roh dari sebuah usaha agar bisa berkembang. Untuk Anda, melek teknologi berguna karena banyak media dan sarana digital yang dapat membantu membuat keuangan lebih stabil. Sederet aplikasi financial technology di smartphone, misalnya, bisa kita pakai untuk merencanakan finansial agar tidak kedodoran.Tanpa menafikkan adanya perusahaan yang kolaps di tengah jalan, sudah banyak startup di Indonesia yang mendapat pendanaan bernilai wah.

Coba kita perhatikan cara dan etos kerja mereka. Mungkin bukan hanya pemikiran ala startup yang bisa kita pelajari dan terapkan untuk membuat keuangan lebih stabil. Tapi juga model bisnisnya untuk dijadikan teladan dalam berwirausaha. Startup selalu punya ide segar dan besar yang jika dieksekusi dengan baik bakal menghasilkan. Kita sebagai individu juga mesti memiliki gagasan-gagasan serupa dalam kehidupan finansial.Rencana keuangan mutlak untuk dibuat dan dipatuhi. Namun kreativitas kadang diperlukan agar keuangan tidak morat-marit.

Intinya, jangan sampai berpikir bahwa rencana keuangan atau pos pemasukan-pengeluaran ibarat buku diktat yang tidak bisa direvisi. Teruslah berpikir cerdas dan inovatif, seperti startup yang sukses dengan bisnis kreatifnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya