Liputan6.com, Tokyo Selain menampilkan motor-motor bergaya retro modern, pabrikan otomotif, khususnya roda dua memiliki kejutan baru dengan menampilkan motor berdesain futuristik dengan segudang fitur canggih.
Dilansir Visordown, teknologi kecerdasan buatan saat ini menjadi topik terpanas. Baik itu dalam berupa gadget maupun kendaraan nirawak. Kali ini Yamaha menyematkan teknologi kecerdasan buatan pada sebuah motor, yaitu Yamaha MOTOROiD.
Yamaha belum memberikan banyak detail terkait dengan kemampuan yang dimilikinya. Yang pasti, motor bertenaga baterai ini mengadopsi sistem kecerdasan buatan. Kemampuan dasarnya adalah mengenali sang pemilik, dan berinteraksi layaknya sebuah makhluk hidup.
Simak Pula
Advertisement
Berbicara mengenai kecerdasan buatan, 2 tahun lalu Yamaha memperkenalkan MOTOBOT concept, sebuah robot yang sanggup mengendarai sebuah motor 'standar'. Motobot versi terbaru juga akan diperbarui dan diperkenalkan di ajang Tokyo Motor Show mendatang bersamaan dengan MOTOROiD.
Bahkan, MOTOBOT akan menantang pembalap MotoGP legendaris, Valentino Rossi untuk adu kemampuan tercepat di sirkuit. Para penggemar otomotif dapat memilih jagoan yang akan memenangkan kompetisi ini di laman resmi Yamaha global. Saat ini sudah 4.000 orang lebih memilih Valentino Rossi, namun yang mendukung MOTOBOT juga melebihi 1.000 orang. Inikah pertanda awal kecerdasan buatan akan mengalahkan manusia di lintasan balap?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rossi Merasa Salah Strategi di MotoGP Jepang
Pembalap MotoGP Valentino Rossi membeberkan dua alasan mengapa dirinya terpaksa menggunakan ban kompon kering saat menjalani latihan bebas keempat di Sirkuit Twin Ring Motegi, Sabtu (14/10) kemarin. Pertama, ia menyadari bahwa ia terpaksa berjuang untuk melintasi genangan air sehingga The Doctor kembali ke pit untuk melakukan skenario lain.
Tapi saat berada di pit ada banyak bisikan yang mengatakan kepada Rossi bahwa penggunaan ban kompon kering bisa mengubah hasil. Namun pada kenyataannya juara dunia tujuh kali MotoGP justru mengalami kesulitan untuk menaklukan lintasan sepanjang 4,8 km, sebelum akhirnya ia terjatuh di tikungan kedelapan.
Akibatnya kuda besi YZR-M1 yang ditungganginya mengalami kerusakan parah. "Saya membuat pilihan itu karena dua alasan. Pertama adalah setelah FP4, saya menyadari bahwa saya terlalu berjuang dengan sedikit air di aspal. Kedua, semua mengatakan itu adalah langkah yang bisa berhasil. Tapi, di beberapa titik trek masih terlalu basah. Suhu ban turun dan tidak ada cara untuk mendapatkannya kembali. Saya memutuskan untuk mengambil risiko dan saya bisa melihat beberapa lintasan kering, tapi itu tidak cukup," jelas Rossi seperti dikutip dari GPOne, Minggu (15/10/2017).
"Sepertinya aspal sudah hampir mengering, tapi terlalu dingin dan bahkan setelah setengah jam jalurnya masih basah. Ini seperti seekor anjing yang mengejar ekornya. Jika Anda pergi lebih lambat dengan ban slicks, maka ban akan mudah mendingin dan tidak bekerja. Marquez mencoba juga dan hal yang sama menimpanya. Itu pilihan yang salah," sambung Rossi.
Advertisement