Liputan6.com, Jakarta - Anies Baswedan dan Sandiaga Uno segera resmi menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Keduanya dilantik hari ini oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pukul 16.00 WIB.
Usai pelantikan, Anies-Sandi diagendakan langsung menuju Balai Kota, Jakarta. Di kantor barunya itu, Anies-Sandi akan menerima tongkat kepemimpinan dari Gubernur DKI sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat.
Advertisement
"Di Balai Kota ada serah terima jabatan. Lalu magrib, break. Jam 19.00 WIB dilanjutkan Sidang Paripurna DPRD dan pukul 21.00 WIB dilanjutkan acara bersama rakyat," ujar Anies di Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Dalam penuturannya, Anies menyatakan, janji-janji yang dilontarkan saat kampanye lalu bukanlah angin surga belaka. Dia menyatakan, akan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk merealisasikan segala program-program itu demi kebaikan warga Ibu Kota.
Hal tersebut dibuktikan dengan kebijakan yang ia keluarkan sebelum amanah itu diemban. Keduanya membentuk tim sinkronisasi pada 8 Mei, tiga hari setelah Anies-Sandi ditetapkan sebagai pemimpin terpilih DKI Jakarta.
Selama enam bulan, tim yang dipimpin Sudirman Said ini bekerja menyusun dan menerjemahkan visi dan misi Anies-Sandi serta berkomunikasi dengan semua stakeholder.
Hasilnya, tersusunlah sebuah dokumen yang berisi program jangka pendek dan panjang. Bundelan rencana kegiatan itu pun telah diserahkan kepad Anies-Sandi, pada Jumat, 13 Oktober 2017.
"Kita sudah kerja, kita akan panggil semuanya dan pastikan bahwa semua yang menjadi program kita akan berjalan," tegas Anies Baswedan.
Pilkada Rasa Pilpres
Pilkada DKI Jakarta putaran pertama yang berlangsung pada 15 Februari 2017 berjalan sangat meriah. Ada tiga pasangan calon yang bertarung dalam memperebutkan kursi DKI 1 dan 2.
Pasangan tersebut adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang mendapatkan nomor urut 1. Selanjutnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat. Dan pasangan terakhir, Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno.
Agus-Sylviana disokong oleh empat partai, yaitu Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional. Sedangkan Ahok-Djarot didukung oleh PDIP, Partai Hanura, Partai Golkar, dan Partai Nasdem. Untuk Anies-Sandi, ada dua partai yang menjagokannya. Yaitu Partai Gerindra dan PKS.
Jauh sebelum ketiga pasangan calon itu terbentuk, suasana politik jelang Pilkada DKI berjalan sangat dinamis. Kala itu, tiga parpol yakni Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Nasdem telah melabuhkan pilihannya terlebih dulu kepada Ahok sebagai calon gubernur DKI.
Kondisi ini memicu reaksi dari partai lain untuk melawan Ahok. Tujuh Ketua DPD partai di DKI menggelar pertemuan di Menteng, Jakarta Pusat, Senin 8 Agustus 2016. Mereka sepakat membentuk koalisi bernama koalisi kekeluargaan untuk mengganjal Ahok kembali terpilih di Pilkada DKI Jakarta. Ketujuh partai itu adalah PDI Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Gerindra, PKS, PKB, PAN, dan PPP.
Namun di tengah jalan, 'kekeluargaan' itu terpecah menjadi dua kubu. Ini lantaran semua parpol belum sepenuhnya sepakat pada satu calon. Alhasil, masing-masing kubu lebih memilih pasangannya sendiri untuk dijagokan dalam Pilkada DKI.
Kubu pertama, yaitu Partai Demokrat, PAN, PKB dan PPP, mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, sementara kubu kedua adalah Partai Gerindra dan PKS dengan jagoannya Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Sedangkan PDIP, menjatuhkan pilihannya untuk menyokong pasangan Ahok-Djarot.
Ketiga pasangan yang diusung dalam Pilakda DKI disebuut-sebut kental aroma Pilpres. Sebab masing-masing kubu, memiliki tokoh sentral dalam perpolitikan di Indonesia.
"Ini Pilkada DKI rasa pilpres," kata SBY di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 21 September 2016 malam.
Setelah Pilkada DKI putaran pertama berjalan, menyisakan dua nama pasangan calon yang bertarung. Yaitu Pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Dalam proses politik, partai pendukung Agus-Sylvia melebur ke dalam kubu pasangan yang bertarung. PKB dan PPP bergabung dalam gerbong Ahok-Djarot, sementara PAN menambah dukungan terhadap Anies-Sandi. Sementara Partai Demokrat, bersikap netral. Tidak bergabung dalam kedua kubu tersebut.
Dengan begitu, masing-masing pasangan calon memiliki amunisi baru untuk mendulang suara di Pilkada DKI putaran kedua. Masing-masing partai pendukung mengatur strategi agar jagoannya dapat tembus menjadi pemimpin Ibu Kota.
Advertisement
Detik Terakhir Anies
Duet Anies-Sandi sesungguhnya tak direncanakan jauh-jauh hari sebelum proses Pilkada DKI Jakarta.
Sehari jelang batas akhir waktu pendaftaran Pilkada DKI, Partai Gerindra dan PKS menggelar pertemuan di kediaman Prabowo di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 22 September 2017. Para petinggi partai membahas sosok tepat yang akan mendampingi Sandiaga Uno dalam ajang demokrasi lima tahunan tersebut.
Para petinggi mulai berdatangan di rumah Prabowo sejak Kamis siang. Mereka di antaranya Presiden PKS Sohibul Iman dan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. Tak berselang lama, Prabowo hadir.
"Kami terus berembuk, diskusi, cari kemungkinan-kemungkinan terbaik," kata Prabowo.
Gerindra dan PKS sebelumnya sepakat mengusung Sandiaga. Namun belum untuk calon wakil gubernur. PKS sempat menyodorkan nama Mardani Ali Sera. Tapi nama ini belum final.
Selain itu, nama Yusril Ihza Mahendra juga sempat mencuat untuk dipasangkan dengan Sandiaga. Pakar Hukum Tata Negara tersebut telah gencar bersosialisasi dengan masyarakat dan telah mendaftar sebagai calon dari Partai Gerindra.
Namun, tampaknya Gerindra dan PKS harus memutar strategi setelah PDIP mengumumkan dukungannya pada Basuki Tjahaja Purnama. Bahkan nama Sandiaga yang sejak awal diusung jadi calon gubernur, disebut turun kelas jadi calon wakil gubernur.
Akhirnya setelah melalui pertimbangan dan masukan, Partai Gerindra dan PKS menetapkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Keputusan itu dibacakan Presiden PKS Sohibul Iman, pada Jumat 23 September 2016.
"Kami melakukan pencarian calon gubernur dan wagub untuk menghadirkan demokrasi yang berkualitas. Karena itu kami memunculkan dua tokoh terbaik, Anies Rasyid Baswedan sebagai cagub dan Sandiaga Salahudin Uno sebagai cawagub," kata Sohibul.
Ada tiga hal yang mendorong Gerindra dan PKS mengajukan Anies-Sandiaga. Yaitu integritas, kapabilitas, dan basis konstituensi.
Saat pengumuman, Anies berdiri di samping kanan Prabowo, sementara Sandiaga berdiri di samping kiri Prabowo.
Anies yang mengenakan baju koko putih lengan panjang dengan kain sarung yang dikalungkan di leher terlihat semringah dan lega. Begitu juga Sandiaga Uno yang mengenakan baju warna serupa dengan kain yang juga dikalungkan ala baju adat Betawi.
Dalam sambutannya, Anies berterima kasih kepada kedua partai pengusungnya karena memberikan kesempatan padanya untuk mengabdi di Jakarta. Dia mengajak agar pertarungan perebutan DKI 1 ini diwarnai dengan gagasan membangun Jakarta.
"Insyaallah kepada seluruh masyarakat mari kita sama-sama untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Semoga Allah meridhoi ikhtiar kita," kata Anies.
Sementara Sandiaga Uno menegaskan, ia dan Anies bukanlah pasangan politik, tapi pasangan profesional. Karena itu, berbagai permasalahan masyarakat Jakarta, akan menjadi pekerjaan mereka untuk menuntaskannya.
"Kami siap menyelesaikan masalah di Jakarta," tegas Sandiaga.
Janji dan program pasangan pemimpin Jakarta itu kini dinantikan warga setelah keduanya dinyatakan unggul dalam Pilkada DKI putaran kedua, 19 April 2017. KPU DKI Jakarta menyatakan pasangan Ahok-Djarot memperoleh suara sebanyak 2.350.366 atau sekitar 42,04 persen, sedangkan pasangan Anies-Sandi unggul 3.240.987 suara atau sekitar 57,96 persen.
Kini enam bulan setelah penetapan KPU DKI Jakarta , Anies Baswedan dan Sandiaga resmi menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Warga pun berharap Ibu Kota akan lebih baik lagi di bawah kepemimpinan keduanya.
Selamat datang, pemimpin baru Jakarta.
Saksikan video pilihan berikut ini: