Liputan6.com, Jakarta - Sepak bola Indonesia kembali berduka menyusul meninggalnya kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, di RSUD Dr Soegiri, Lamongan, Minggu (15/10/2017).
Choirul Huda dilarikan ke rumah sakit setelah berbenturan dengan rekan setim Ramon Rodrigues pada lanjutan Liga 1 melawan Semen Padang di Stadion Surajaya.
Baca Juga
Advertisement
"Benar. Almarhum menderita benturan di dadanya. Saya masih di rumah sakit dan jenazah akan segera dibawa ke rumah duka," kata media officer Persela, Andika Hangga Pramana, saat dihubungi Liputan6.com.
Choirul Huda adalah ikon Persela. Ia tak pernah bermain untuk tim selain Laskar Joko Tingkir. Masuk tim utama sejak 1999, dia masih menjadi kiper andalan hingga usia 38 tahun.
Ini bukan kali pertama pemain Indonesia meninggal karena cedera di lapangan. Sebelum Choirul Huda, sejumlah pesepak bola juga tutup usia. Siapa saja mereka?
Eri Irianto
Eri meninggal kala memperkuat Persebaya Surabaya pada 3 April 2000. Eri mengalami benturan dengan pemain PSIM saat bertanding di Stadion Gelora 10 November, Surabaya.
Setelah mengalami benturan, Eri tidak sadarkan diri dan diduga terkena serangan jantung. Ia sempat dibawa ke RSUD Dr Soetomo. Namun nyawanya tak tertolong.
Eri meninggal di usia relatif muda, 26 tahun. Selain menjadi andalan di klub, pemain yang dikenal dengan tendangan kencang jarak jauh ini juga sempat memperkuat Timnas Indonesia pada 1995-1997.
Untuk mengenang Eri, Persebaya memesiunkan nomor punggung 19 yang identik dengannya. Bajul Ijo juga menamakan mes pemain Persebaya di Jalan Karang Gayam dengan nama Wisma Eri Irianto.
Advertisement
Jumadi Abdi
Gelandang PKT Bontang, Jumadi Abdi, mengalami benturan keras di bagian perut karena tekel Denny Tarkas (Persela) yang mengangkat kaki terlalu tinggi. Insiden ini terjadi pada pertandingan di Stadion Mulawarman, Bontang, pada 7 Maret 2009.
Jumadi langsung tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Sembilan hari setelah dirawat dan sempat menjalani operasi, eks pemain Timnas SEA Games 2005 ini akhirnya meninggal dunia.
Hasil observasi dokter menemukan usus halus Jumadi robek dan membuat organ bagian dalam lainnya keracunan.
Akli Fairuz
Penyerang Persiraja, Akli Fairuz, mengembuskan napas terakhir pada 16 Mei 2014 di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh.
Dia masuk rumah sakit setelah berbenturan dengan penjaga gawang PSAP Sigli, Agus Rohman, dalam pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Dhimurtala, Banda Aceh, enam hari sebelumnya.
Mirip seperti Jumadi Abdi, organ dalam Akli Fairuz bocor karena benturan tersebut. Meski berbagai upaya dilakukan, nyawanya tidak tertolong.
Advertisement