Pertumbuhan Penumpang Naik Tajam di Bandara Silangit

Presiden Jokowi akan meresmikan langsung Bandara Internasional Silangit pada 28 Oktober 2017.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Okt 2017, 06:00 WIB
Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (Foto: Zulfi Suhendra/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bandara Silangit (DTB) di kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara, berada tak jauh dari kawasan wisata andalan Danau Toba ini telah dikembangkan.

Semula bandara ini hanya untuk memenuhi penerbangan perintis, kini disulap penampilannya seiring peresmian Bandara Silangit ini sebagai Bandara Internasional yang akan diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada 28 Oktober 2017 mandatang, bersamaan dengan peresmian terminal baru yang artistik, luas nan megah. Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menyampaikan hal tersebut.

"Kemarin Sabtu, 14 Oktober 2017, Presiden Jokowi didampingi Menhub Budi Karya juga sudah berkunjung ke Bandara Silangit untuk mengecheck progress kesiapan fasilitas bandara dan fasilitas pendukungnya untuk peresmian menjadi bandara internasional akhir Oktober ini", ujar Agus, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (16/10/2017).

Agus menjelaskan, sebelumnya Bandara Silangit hanya diterbangi penerbangan perintis dengan pesawat berkapasitas di bawah 20 kursi dari Sibolga, Gunung Sitoli, dan Medan.

Selanjutnya, penerbangan dilakukan dari Bandara Internasional (KNO) Kualanamu, Deli Serdang, dengan pesawat ATR 72-500. Jumlah pergerakan penumpang di Bandara Silangit ini masih sedikit, tercatat pada semester I 2014 hanya 11.946 penumpang.

"Sejak diterbangi maskapai penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta tahun lalu, jumlah pertumbuhan penumpang di Bandara Silangit melonjak tajam, tercatat pada semester I Tahun 2017 berjumlah 120.749 penumpang, naik sebesar 304,40 persen dibandingkan semester I Tahun 2016 yang hanya berjumlah 29.859 penumpang," jelas Agus.

Setelah Garuda Indonesia, penerbangan ke Bandara Silangit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) Jakarta pun kian bertambah, dengan terbangnya Sriwijaya Air menggunakan Boeing B 737-500, disusul baru-baru ini oleh Batik Air.

Lebih lanjut Agus menjelaskan selain dari Jakarta, Garuda juga terbang dari Kualanamu dan Bandara Dr Ferdinand Lumban Tobing (FLZ) di Pinangsori, Sibolga, Tapanuli Tengah menggunakan pesawat ATR 72-600 berkapasitas 72 penumpang.

Rute Silangit-Kualanamu juga diterbangi oleh Wings Air dengan ATR 72-500/600 berkapasitas 72 penumpang. Sementara itu, penerbangan perintis yang dilakukan Susi Air dengan pesawat Cessna Caravan berkapasitas 12 penumpang masih berlangsung dari Kualanamu dan Bandara Binaka (GNS), Gunungsitoli.

Penerbangan dari Jakarta ke Silangit dioperasikan Garuda menggunakan pesawat Bombardier CRJ1000 bekapasitas 96 penumpang. Sementara Sriwijaya Air menggunakan pesawat Boeing 737-500 berkapasitas 120 penumpang dan Batik Air dengan pesawat Boeing 737-800 berkapasitas 162 penumpang.

"Semakin mudah akses menuju lokasi wisata Danau Toba, makin besar pula potensi pengunjung yang bakal menyambangi lokasi wisata tersebut. Dukungan penuh dari Kementerian Perhubungan untuk mendorong potensi wisata di Indonesia salah satunya adalah dengan mengembangkan Bandara Silangit (DTB) di Tapanuli Utara, Sumatera Utara menjadi Bandara Internasional untuk memperlancar arus wisatawan melalui jalur udara sekaligus mendongkrak angka kunjungan ke Danau Toba," jelas Agus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Selanjutnya

Agus juga menambahkan, saat ini frekuensi penerbangan masing-masing maskapai penerbangan juga naik cukup signifikan dari tahun ke tahun. Tahun ini, dari Jakarta ada 30 penerbangan per minggu, terdiri dari Garuda dua kali, Sriwijaya 21 kali, dan Batik 7 kali.

Dari Medan (Kualanamu) ada 11 penerbangan per minggu, terdiri dari Garuda 4 kali dan Wings 7 kali. Selain itu, masih ada juga penerbangan perintis Susi Air dengan frekuensi satu-dua kali per minggu.

"Seiring dengan melonjaknya jumlah pergerakan penumpang, pergerakan kargo pun melesat tajam. Tercatat tahun 2015 hanya 258.272 kg dan tahun 2016 melonjak naik menjadi 2.960.593 kg. Bahkan sampai akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai hampir 6 ton. Pergerakan pesawat di Bandara Silangit memang meningkat, dari 36 pergerakan tahun 2014 menjadi 804 pergerakan tahun 2015, lantas naik tajam tahun 2016 menjadi 3.974 pergerakan dan 6.441 pergerakan pada paruh waktu tahun 2017", tambah Agus.

Kehadiran Bandara Silangit memang memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat sekitarnya. Masyarakat yang bertempat tinggal di Tapanuli Utara dan wisatawan yang akan ke Danau Toba terbukti memanfaatkan keberadaan bandara di Silangit Siborong-borong ini. "Kami harapkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Danau Toba melalui Bandara Silangit semakin bertambah," ujar Agus.

Bandara Silangit kian tumbuh dan berkembang menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan negara pada era masa kini. Diharapkan Bandara Silangit menjadi bandara percontohan sebagai prasarana penunjang untuk meningkatkan sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya