Liputan6.com, Karimun Pariwisata Kepulauan Riau (Kepri) rupanya tak ingin berhenti di Batam dan Bintan saja. Kini, Karimun yang ada di border area, juga ikut didorong ke level global. Lewat International Dangkong Dance Festival yang digelar pada 13-14 Oktober 2017, Karimun menggaet wisatawan mancanegara (wisman) Singapura dan Malaysia.
“Kami tidak boleh puas dengan Batam dan Bintan saja. Karimun potensinya juga besar. Posisi geografisnya yang dekat dengan Singapura dan Malaysia sangat menguntungkan kami. Itu sebabnya Internasional Dangkong Dance Festival digelar di Karimun. Bidikan utamanya adalah wisman,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar, Sabtu (14/10/2017).
Advertisement
Karena targetnya wisman, agenda acaranya pun diset dengan standar global. Bagi yang senang wisata alam, semua bisa dengan leluasa mengeksplorasi beragam spot keren di Karimun. Sementara itu, turis yang mencari culture, ada budaya Melayu yang dipertontonkan.
“Karimun punya budaya Melayu yang sangat kental. Jadi, ada kedekatan budaya dengan Malaysia dan Singapura,” ucap Buralimar.
Tamu undangan yang datang ke acara sejak Jumat (13/10/2017) malam hingga Sabtu (14/10/2017) malam pun terlihat menikmati acara. Halaman rumah dinas Bupati Karimun yang dijadikan lokasi acara langsung heboh. Berbagai pertunjukan, mulai dari tari persembahan atau tari sirih sebagai tari penyambutan tamu hingga musik melayu yang khas, semuanya mendapat apresiasi dari ribuan penonton.
“Musik dan tari itu universal. Ini dapat menyatukan siapa saja. Ini momen kali kedua saya datang khusus untuk Dangkong Dance Festival," kata Amir, seorang guru musik dari Petaling Jaya, Malaysia.
Ucapan Amir pun terbukti. Bupati Karimun Aunur Rafiq beserta jajarannya ikut menari Dangkong. Spontanitas tadi akhirnya diikuti para tamu undangan, tamu asing, dan juga penonton.
“Pemanasannya Jumat malam. Sabtu (14/10/2017) malam lanjut lagi. Dangkong Dance Festival di panggung rakyat Putri Kemuning Coastal Area sampai heboh," ujar Bupati Karimun, Aunur Rafiq, yang didampingi Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, Zamri.
“Setiap tahun Dangkong Dance Festival di Karimun selalu sukses. Wisatawan asing dari negara Singapura, Malaysia turut hadir dan menyemarakkan acara. Estimasi saya sekitar 10.000 orang datang di Dangkong Dance Festival. Wisman yang hadir 303 orang. Mereka datang dari Malaysia dan Singapura,” timpal Zamri.
Dampak ekonominya pun lumayan tinggi. Bila masing-masing wisman menghabiskan 200 Dollar Singapura, sudah ada Rp 599 juta uang wisman yang masuk ke Karimun.
"Ada dua keunggulan Karimun. Pertama soal letak geografis. Karimun ini dekat dengan tetangga-tetangga, Singapura dan Malaysia. Yang kedua, kedekatan budaya Melayu. Ini yang harus dimanfaatkan,” ucap Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti, yang didampingi Kepala Bidang (Kabid) Promosi Wisata Buatan Kemenpar, Ni Putu Gayatri.
Festival yang menjadi rangkaian dari Festival Bahari Kepri tersebut juga ikut dikomentari Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya. Ia juga sepakat menjadikan Karimun sebagai destinasi wisata bagi wisman di border area.
“Kantong wisman di border area memang harus terus diperbesar. Kalau dulu Kepri punya Batam dan Bintan, sekarang tambah satu lagi di Karimun,” kata Arief.
Pilihannya pun jadi semakin beragam. Wisman yang ingin menikmati man made seperti sport tourism dan event tourism, bisa berlibut ke Batam dan Bintan. Sementara itu, bagi yang ingin menikmati budaya Melayu serta wisata alam dan bahari yang indah, bisa ke Karimun.
“Sebagai crossborder, Kepri menjadi strategis untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai target kunjungan wisman. Yang penting jangan lupa perkuat kesiapan 3A-nya. Akses, atraksi dan amenitas. Perbanyak juga event internasional di Karimun agar bisa cepat mendunia,” ujar Arief.
(*)