Liputan6.com, Jakarta - Sosok mendiang kiper Persela Lamongan, Choirul Huda rupanya sangat berkesan untuk Eduard Tjong. Mantan pelatih Persela ini pun menceritakan kesan yang ia alami saat bersama Choirul di Persela.
"Waktu ditunjuk jadi pelatih, saya langsung berbicara sama dia dan tanya karakter Persela seperti apa," ujar Eduard saat dihubungi Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
"Dia ceritakan kalau di Persela, tidak masalah pelatihnya siapa, yang penting kebersamaan dan bisa dekat sama pemain," kata Eduard menambahkan.
Eduard menambahkan, dari cerita Choirul Huda itulah ia bisa dengan cepat berhubungan dekat dengan seluruh pemain Persela. Bahkan, Edu menuturkan, ia lebih memilih tinggal bersama pemain di mes ketimbang tinggal terpisah.
"Saya bilang ke manajemen, saya mau tinggal di mes karena untuk kebersamaan. Ya sudah, selama di sana, saya tinggal di mes," kata Eduard.
Meski pemain senior, Eduard menambahkan, Choirul tak pernah merasa sombong. Sebaliknya, ia selalu dekat dengan semua pemain Persela, termasuk para pemain muda.
Bersama dengan Zainal Arifin, dan Taufik Kasrun, Edu menilai Choirul merupakan sosok panutan. Karena itulah, Edu bahkan tak segan memberi amanat pada Choirul untuk menjaga kedisiplinan skuat Persela.
"Jadi waktu saya di sana, masalah disiplin, makan dan lain-lain. Itu saya serahkan sama Choirul Huda," kata Eduard.
Sulit Percaya
Edu mengaku kaget mendengar kabar meninggalnya Choirul. Edu mengatakan, ia langsung menelpon beberapa staf Persela untuk mengetahui kabar kesehatan Choirul.
"Sampai sekarang saya masih tidak percaya. Saya pikir dia meninggal terlalu cepat, namun Tuhan sepertinya lebih sayang sama Huda," kata Edu mengakhiri.
Seperti diketahui, Choirul Huda meninggal dunia usai membela Persela Lamongan di pertandingan melawan Semen Padang, Minggu (15/10/2017). Choirul meninggal usai berbenturan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues.
Choirul meninggal di RSUD Sugiri, Lamongan. Sebagai penghormatan, Persela pun memensiunkan nomor punggung 1 milik Choirul.
Advertisement