Liputan6.com, Perth - Sebuah laboratorium forensik berskala kecil milik pemerintah di Perth, Australia Barat, menjadi salah satu pelopor di dunia setelah berhasil mengembangkan suatu alat berteknologi baru untuk memecahkan kasus kejahatan.
Laboratorium yang berbasis di Curtin University itu, ChemCentre, memiliki satu dari dua basis data serat di dunia, di mana satu lainnya berada di Belgia.
Advertisement
Dikutip dari Australia Plus, Selasa (16/10/2017), basis data tersebut berisi sekitar 20.000 sampel serat dari berbagai macam sumber termasuk tanah, pakaian dan mobil, dan digunakan untuk meningkatkan penyelidikan polisi.
Saat ini pakar kimia forensik dari ChemCentre, John Coumbaros, sedang mendorong sebuah rencana untuk memperluas basis data itu ke tingkat nasional. Hal itu bertujuan agar penyidik di seluruh Australia menggunakan basis data tersebut sebagai alat utama dalam alat pemecahan kejahatan.
"Kami ingin melihat basis data ini sebagai alat internasional, sebuah database internasional," kata Coumbaros.
Serat sering menjadi bagian penting dari sebuah bukti dalam kasus di pengadilan. Serat juga dapat menghubungkan korban dengan seorang tersangka atau tempat kejadian perkara (TKP).
"Jika seorang korban diangkut dengan sebuah kendaraan, akan ada perpindahan serat dari pakaian korban ke kendaraan bermotor tersebut dan begitu juga terjadi perpindahan dari kendaraan ke korban," kata Coumbaros.
"Sehingga perpindahan dua arah ini dari perspektif bukti menjadi sangat penting," imbuh dia.
Teknologi Baru yang Bantu Ilmuwan Forensik
Teknologi baru telah membantu ilmuwan forensik menganalisa sifat ataupun karakter dari serat-serat itu sehingga menjadi lebih akurat dan membuat bukti semakin kuat.
"Serat telah menjadi hal yang penting dalam ilmu forensik selama bertahun-tahun," kata Coumbaros.
"Apa yang sekarang kami terapkan adalah beberapa alat baru yang memungkinkan kami memperkuat bukti dari perspektif statistik," imbuh dia.
Basis data tersebut melangkah lebih jauh dengan mendigitalkan dan menyimpan data analisis tingkat tinggi. Dengan demikian, hal itu membantu polisi untuk segera mempersempit penyelidikan dan mengidentifikasi hubungan yang lebih kuat antara tersangka dan korban.
Pusat data serat itu pertama kali didirikan setelah mereka harus memproses lebih dari 4.400 serat sebagai bagian dari tinjauan kasus yang dibekukan.
"Kami pikir, 'pasti ada cara yang lebih cerdas untuk memproses data ini, cara yang lebih cepat'," kata Coumbaros.
Ia mengaku, pekerjaan yang mereka bangun selama tujuh tahun itu sangat memuaskan.
"Kami berkontribusi untuk membantu polisi dan masyarakat secara umum. Memecahkan kejahatan itu sangat memuaskan," kata Coumbaros.
Advertisement