Mimpi Saingi Lombok dan Bali, Sumbar Gandeng Australia

Pemprov berharap sektor pariwisata di Sumbar bisa melambung seperti di Lombok dan Bali.

oleh Surya Purnama diperbarui 17 Okt 2017, 23:02 WIB
foto: triptrus

Liputan6.com, Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menggandeng perusahaan Australia untuk mengembangkan sejumlah sektor di ranah Minang tersebut, terutama sektor wisata. Pemprov Sumbar membuka pintu investasi untuk pengusaha-pengusaha asal Negeri Kanguru itu dalam Regional Invesment Forum (RIF) yang digelar di Padang Senin, 16 Oktober 2017.

Perusahaan Australia itu di antaranya Marine Del Ray yang bergerak di sektor pariwisata, Estern Cost Trading yang bergerak dalam ekspor-impor produk kuliner Sumbar.

Kemudian, Vetea yang bergerak di sektor pelatihan dan penempatan tenaga kerja, Weignbridgelawyers yang bergerak di bidang infrastruktur, dan Study Abroad Migration yang bergerak di bidang pendidikan dan pariwisata ramah lingkungan.

"Kita ikat lima perusahaan ini dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) atau dokumen persetujuan awal untuk investasi," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Sumatera Barat, Maswar Dedi.

Maswar mengatakan LOI ini merupakan langkah awal untuk kesepahaman atau MoU dan kontrak kerja. Hal itu adalah langkah positif untuk menarik investor ke Sumbar. Pemprov Sumbar sudah memberikan tawaran pada sektor terbaik untuk dikembangkan. Maswar mengaku optimis terhadap tindak lanjut dari penandatanganan LOI itu.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyampaikan jumlah wisatawan asing yang masuk ke Sumbar pada tahun 2016 mencapai 46 ribu wisatawan. Jumlah ini turun dari tahun 2015 yang sebanyak 48 ribu wisatawan.

"Dengan adanya RIF diharapkan jumlah hotel maupun wisatawan asing dapat meningkat, diharapkan investasi dapat mengembangkan industri pariwisata dan pelayanan kepada wisatawan," ujarnya dalam pembukaan RIF di Padang.

Irwan menambahkan hingga tahun 2016, total jumlah hotel di Sumbar adalah 58 hotel berbintang dan 316 hotel tidak berbintang, sangat jauh tertinggal dari jumlah hotel yang ada di Nusa Tenggara Barat yang mencapai 900 hotel dan Bali yang mencapai 2000 hotel.

"Jumlah infrastruktur di Sumbar jauh tertinggal dari wilayah lain, contohnya saja hotel yang jauh jika dibandingkan daerah wisata lain seperti Bali dan Nusa Tenggara Barat," Irwan memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya