AS Luncurkan Satelit Mata-Mata, Intai Sistem Rudal Korut?

Satelit NROL-52 diluncurkan ke orbit menggunakan roket Atlas V pada Minggu kemarin.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 17 Okt 2017, 09:09 WIB
Peluncuran Satelit NROL-42 pada September 2017. Kini NRO meluncurkan NROL-52 pada 15 Oktober kemarin (US Air Force/Ian Dudley)

Liputan6.com, Florida - Sebuah satelit diluncurkan ke orbit menggunakan roket Atlas V dari Amerika Serikat. Peluncuran itu dilaksanakan pada Minggu 15 Oktober pagi dini hari waktu setempat.

Pejabat AS tak mengungkap detail tugas dan fungsi satelit itu, menjadikannya objek kedua yang diluncurkan Negeri Paman Sam dalam tiga pekan terakhir --yang seluruhnya minim informasi.

Beberapa menyebut satelit itu berfungsi sebagi pengumpul data. Namun, mengingat minimnya informasi, tak jelas mengenai data yang akan dikumpulkan oleh objek tersebut. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (16/10/2017).

Sejumlah pihak menduga, satelit itu difungsikan sebagai mata-mata, untuk mengumpulkan data jaringan pertahanan elektronik musuh, termasuk radar, sistem rudal, dan pesawat. Sebagian yang lain menyebut, objek itu akan digunakan untuk pengumpul data cuaca.

Satelit bernama NROL-52 itu diluncurkan pada Minggu 15 Oktober, pukul 03.28 pagi waktu setempat, dari Pangkalan AU Amerika Serikat di Cape Canaveral (CCAFS), Florida. Peluncuran itu mundur satu pekan dari jadwal awal akibat kendala teknis dan cuaca buruk.

NROL-52 diproduksi atas mandat US National Reconnaissance Office (NRO), lembaga negara yang mengoperasikan satelit mata-mata milik AS. NRO merupakan salah satu dari total 16 dinas intelijen Amerika Serikat.

Seperti pada peluncuran sebelumnya, tujuan dari satelit yang dikendalikan oleh NRO itu bersifat rahasia.

Objek itu diangkat ke orbit menggunakan roket United Launch Alliance (ULA) Atlas V, yang dirancang dan diproduksi oleh kerja sama dua firma industri raksasa AS, Lockheed Martin dan Boeing.

Seperti dikutip dari Daily Mail, peluncuran NROL-52 dianggap sebagai bentuk unjuk gigi AS guna memastikan dominasi mereka di angkasa luar.

"Peluncuran hari ini merupakan bukti dedikasi tim ULA yang tak kenal lelah, menunjukkan mengapa ULA terus melayani sebagai penyedia peluncuran paling sukses dan dapat diandalkan di AS," kata Laura Maginnis, wakil presiden ULA Government Satellite Launch, mengatakan dalam sebuah rilis.

Rilis itu juga menjelaskan, peluncuran sempat tertunda akibat Badai Irma yang melanda Florida beberapa pekan lalu. Penundaan juga disebabkan karena teknisi harus mengganti pemancar telemetri roket Atlas V.

Operasi itu menandai kali kedua peluncuran satelit NRO dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Pada 23 September lalu, NROL-42 diluncurkan ke orbit menggunakan Atlas V dari Pangkalan AU AS di Vandenberg, California.

Peluncuran kedua satelit itu juga terjadi dalam periode waktu ketika krisis rudal Korea Utara tengah menjadi kekhawatiran bagi sejumlah negara, termasuk AS.

NROL-42 dan NROL-52 adalah satelit teranyar yang dibuat dan dioperasikan oleh National Reconnaissance Office (NRO). Objek itu layak mendapatkan status sebagai 'satelit mata-mata', mengingat keduanya dioperasikan oleh badan intelijen.

Sangat sedikit yang diketahui tentang fungsi satelit itu. Namun, objek tersebut dapat memberikan berbagai layanan, seperti peringatan dini ancaman rudal, deteksi ledakan nuklir, foto intai jarak jauh, pengintaian elektronik, dan pencitraan radar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya