Liputan6.com, Palembang - Kemenangan Sriwijaya FC atas Perseru Serui pada pekan ke-29 Liga 1, Sabtu (14/10/2017) lalu, harus dibayar mahal. Sebab, striker andalan Laskar Wong Kito, Alberto Goncalves, mendapat kartu kuning di menit akhir dan membuatnya harus absen dalam laga kontra Arema FC di Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, Jumat (20/10/2017).
Absennya pemain yang akrab disapa Beto itu tentu sangat merugikan Sriwijaya FC. Sebab, Beto merupakan mesin gol klub asal Kota Palembang. Striker asal Brasil itu telah mencetak 17 gol sejauh ini.
Baca Juga
Advertisement
"Saya sangat marah, karena semua bisa melihat tidak ada kesengajaan dari saya untuk membuka sepatu. Saat itu, saat dalam proses mencetak gol, kaki dan sepatu saya terinjak lawan sehingga saya dengan refleks langsung ingin memasangnya kembali. Tetapi, mengapa wasit langsung memberikan kartu kuning," kata Beto kepada Liputan6.com, Senin (16/10/2017).
Apalagi, ucap Beto, performa Sriwijaya tengah menanjak dan di empat pertandingan terakhir ia mampu mencetak empat gol. "Setelah periode buruk, saya senang ada respons yang sangat baik dari seluruh tim dan hasilnya pun begitu positif," ucapnya.
"Saya pun kemarin seperti tidak percaya Sriwijaya FC bisa menang di Serui, karena tahu laga di sini sangat sulit akibat perjalanan sangat jauh dan melelahkan. Seluruh pemain juga menyangka mungkin hasil maksimal adalah imbang, tetapi ternyata kerja keras kami berbuah manis. Kartu kuning itu sangat merusak momen ini karena saya tahu laga melawan Arema nanti juga sangat penting," tukasnya.
Meski tidak bermain, Beto tetap percaya pemain Sriwijaya FC lainnya tetap akan memberikan yang terbaik guna meraih hasil maksimal saat melawan Singo Edan. "Saya tetap akan memberikan support.Saya pikir pelatih pun pasti sudah punya strategi khusus saat melawan Arema nanti," ujarnya.
Sementara itu, pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan tidak ingin terus mempermasalahkan kartu kuning yang diterima Beto. "Tentu ini sebuah kerugian, tetapi kami harus segera mempersiapkan diri untuk melawan Arema nanti," pungkasnya. (Indra Pratesta)