Liputan6.com, London - Langit di seluruh penjuru Inggris mendadak terlihat tak seperti biasanya, berubah warna menjadi oranye pada Senin 16 Oktober 2017 waktu setempat. Fenomena aneh apa yang sebenarnya terjadi?
Seperti dikutip dari CNN, Selasa (17/10/2017), warna kemerahan adalah efek samping dari sisa-sisa terjangan Badai Ophelia dan kebakaran hutan yang berkecamuk di Portugal serta barat laut Spanyol sejak Jumat 13 Oktober 2017.
Advertisement
Asap dan puing-puing dari kebakaran - bercampur pasir dari Gurun Sahara - terbawa ke utara oleh angin kencang nan dahsyat. Partikel asap, debu dan pasir itulah yang memberi warna kemerahan.
Matahari merah telah pernah terlihat sebelumnya di Inggris, tapi kombinasi peristiwa yang membuat fenomena langit oranye pada Selasa 17 Oktober menjadi sangat mencolok.
Jejak asap terdeteksi membentang lebih dari 1.000 mil (1.600 kilometer). Risiko kesehatan akibat berubahanya langit tersebut diperkirakan tak parah, karena asapnya sebagian besar berada di ketinggian amat tinggi di atmosfer.
Dengan embusan angin yang diperkirakan akan berubah arah pada hari Selasa, udara cenderung akan bersih.
Pengguna media sosial kemudian ramai-ramai mengunggah fenomena aneh langit oranye di Inggris itu ke Twitter dan Instagram.
"Debu Gurun Sahara dan badai tropis #Ophelia telah membawa #redsun (matahari merah) ke Loughborough!" tulis Loughborough University di akun Twitter-nya.
"Suka dengan cuaca di London hari ini," tulis Sylvester Martin.
Wartawan Rupert Myers juga berbagi gambar tentang langit oranye di atas Sungai Thames di London. "Inggris telah kembali ke warna sepia," tulisnya.
Badai Ophelia Renggut 3 Nyawa
Di balik fenomena tersebut, terjangan Badai Ophelia di Irlandia dan Inggris utara ternyata telah menewaskan tiga orang. Badai langka itu juga membuat 360.000 orang di Irlandia terputus dari aliran listrik.
Angin berkecepatan 160 kilometer per jam telah menerjang Irlandia pada Senin 16 Oktober 2017. Selain jaringan listrik yang terganggu, badai itu juga menyebabkan sejumlah gangguan lain.
Lebih dari 140 penerbangan dari bandara Irlandia terpaksa dibatalkan. Badai yang menerjang pada Senin pagi itu juga memaksa seluruh rute bus di Dublin diberhentikan pada pukul 10.00 pagi.
Dikutip dari BBC, Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, menggambarkan dampak Badai Ophelia sebagai keadaan darurat nasional. Pasalnya, sekolah dan perguruan tinggi terpaksa diliburkan dan kemacetan juga terjadi di sejumlah tempat.
Menteri Pendidikan Irlandia, Richard Bruton, mengumumkan bahwa seluruh sekolah dan perguruan tinggi akan diliburkan hingga Selasa 17 Oktober 2017. Setelahnya, Departemen Pendidikan di Irlandia Utara mengatakan bahwa seluruh sekolah juga akan diliburkan hingga Selasa.
Varadkar mengatakan, Ophelia adalah badai terburuk yang pernah menerjang Irlandia dalam 50 tahun dan membuat orang-orang harus tinggal di dalam rumah.
"Terakhir kali kita diterjang badai parah, 11 orang tewas, jadi keselamatan adalah prioritas utama," ujar Varadkar merujuk ke Badai Debbie yang terjadi pada tahun 1961.
Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Coveney, mengatakan bahwa pemerintah telah diberi arahan bahwa angin kencang akan menyebabkan gelombang besar hingga ketinggian 12 meter di pesisir Irlandia.
Seusai menerjang Irlandia, Badai Ophelia tiba di Irlandia Utara dengan kecepatan 128 kilometer per jam. Sekitar 18.000 rumah di Inggris bagian utara itu tak teraliri aliran listrik karena terputusnya jaringan akibat pohon tumbang.
Sebuah pohon juga jatuh di jalur kereta api di Lambeg. Hal itu menganggu jadwal salah satu jalur kereta tersibuk di wilayah tersebut.
Sejumlah jalanan di ibu kota Irlandia Utara, Belfast, juga ditutup akibat berterbangannya sejumlah puing. Jembatan terbaru yang membentang di atas Sungai Foyle di Derry juga ditutup.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement