Liputan6.com, Manila - Kota Marawi di Filipina telah dibebaskan dari kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS setelah pertempuran kurang lebih selama lima bulan. Hal tersebut dideklarasikan langsung oleh Presiden Rodrigo Duterte.
"Dengan ini saya menyatakan pembebasan Marawi," ujar Duterte seperti dilansir CNN pada Selasa (17/10/2017).
Sementara itu, Panglima Militer Filipina Eduardo Ano menyatakan, lebih dari 800 gerilyawan dan 162 pasukan keamanan pemerintah tewas dalam pertempuran 150 hari yang berlangsung di Marawi.
Ia menambahkan, selama pertempuran sekitar 1.700 sandera berhasil diselamatkan. Terakhir, 20 orang diselamatkan pada Senin waktu setempat.
Berbeda dengan pernyataan Duterte, Juru Bicara militer Filipina Restituto Padilla mengatakan masih terdapat sekitar 20 hingga 30 anggota kelompok militan yang tersisa di Marawi. Dari jumlah tersebut, enam hingga delapan di antaranya adalah warga asing.
Baca Juga
Advertisement
"Mereka memiliki sekitar 20 sandera, termasuk wanita dan anak-anak," demikian pernyataan Padilla seperti dilansir Associated Press.
"Ketika kita bicara saat ini, pasukan kami masih berada di arena pertempuran untuk terus mengejar kelompok bersenjata dan berusaha menyelamatkan sandera yang tersisa," imbuhnya.
Marawi yang terletak di Mindanao, Filipina selatan, mayoritas penduduknya muslim. Kendali wilayah ini direbut kelompok Maute sejak akhir Mei lalu. Konflik bersenjata memaksa lebih dari 350 ribu warga melarikan diri.
Terbunuhnya Gembong Teroris
Pengumuman pembebasan Marawi dari kelompok militan pro-ISIS terjadi satu hari setelah Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengonfirmasi kematian dua gembong teroris, yakni Isnilon Hapilon dan Omar Maute.
Hapilon, eks pemimpin kelompok Abu Sayyaf, ditahbiskan ISIS sebagai emir di Asia Tenggara. Sementara, Omar merupakan salah satu pemimpin kelompok gerilyawan Maute. Mereka dikabarkan tewas dalam sebuah baku tembak.
Adapun saudara Omar, Abdullah, telah lebih dulu dinyatakan tewas pada September lalu, meski hingga kini dinilai tidak ada bukti pasti kematiannya.
Menurut Panglima Militer Filipina Eduardo Ano, Hapilon dan Omar dilaporkan tewas saat berusaha keluar dari sebuah bangunan setelah empat jam terlibat baku tebak. Omar meninggal setelah kepalanya dihantam timah panas seorang penembak jitu.
"Jasad mereka diidentifikasi positif oleh seorang mantan sandera," papar Ano.
Advertisement