Liputan6.com, Melbourne - Penyanyi pop Australia berdarah Indonesia, Jessica Mauboy meluncurkan album sound track serial drama televisi "The Secret Daughter" Musim Dua pekan lalu.
Seperti Liputan6.com kutip dari ABC Australia Plus, Rabu (18/10/2017), Jessica telah memiliki tujuh album yang terdiri dari tiga album sound track, tiga album studio dan satu album yang direkam secara langsung (live).
Advertisement
Jessica yang ayahnya berasal dari Timor Barat, Nusa Tenggara Timur dan ibunya keturunan Aborijin memainkan peran utama dalam kedua musim serial televisi yang diputar pada jam tayang utama itu.
Perempuan kelahiran Darwin, Wilayah Utara Australia itu berharap di masa depan mendapat lebih banyak tawaran bermain peran.
"Saya ingin sekali lebih banyak terlibat dalam film, mungkin menyampingkan musik pada titik tertentu. Tidak selamanya. Tapi saya pikir senang sekali mengerjakan sesuatu yang bukan musikal. Jadi ada tawaran di luar sana?," kata Jessica dalam program '7.30' di ABC TV 5 Oktober lalu.
Meski ingin lebih memperbanyak karir film, posisi Jessica sebagai penyanyi semakin berkibar setelah namanya masuk dalam enam nominasi ARIA (Australian Recording Industry Assosiciation) Awards.
Dalam penghargaan paling bergengsi di industri musik Australia itu, Jessica masuk nominasi untuk kategori Artis Perempuan Terbaik untuk The Secret Daughter, Video Terbaik untuk lagu "Fallin", Rilisan Pop Terbaik untuk lagu "Fallin", Soundtrack Terbaik untuk "The Secret Daughter", Lagu Tahun Ini untuk "Fallin'" dan Penampil Australia Terbaik.
Tahun lalu Jessica mencatat sejarah di industri musik Australia sebagai penyanyi pertama berdarah Aborigin, yang albumnya menduduki peringkat teratas ARIA Album Chart.
Selain serial televisi The Secret Daughter musim pertama dan kedua, Jessica juga pernah berperan dalam film Bran Nue Dae (2010) dan The Sapphires (2010) yang mendapat banyak pujian secara internasional.
The Sapphires yang diinspirasi dari kisah nyata, bercerita tentang empat perempuan penyanyi keturunan Aborijin yang menghibur tentara saat perang Vietnam.
Salah satu karakter dalam film itu adalah generasi yang dicuri (stolen generation) dari keluarganya, untuk dipaksa hidup dalam budaya masyarakat barat untuk menghapus latar belakangnya budaya Aborijin.
Role Model
Sebagai artis keturunan Aborijin paling sukses di industri hiburan Australia, Jessica sering dianggap sebagai panutan (role model) bagi generasi muda keturunan Aborijin.
Saat namanya sudah melambung, Jessica sempat ditawari membintangi iklan produk minuman beralkohol. Namun ia menolak tawaran tersebut karena pertimbangan tingginya konsumsi alkohol di kalangan masyarakat Aborijin dan sudah sangat mencemaskan.
Tak mengherankan jika Jessica sukses saat ini, sebab perempuan itu senang menyanyi sejak kecil karena bapak dan ibunya rajin mengenalkan lagu-lagu country kepada lima anak perempuannya.
Ia juga tak menyangka bahwa saat audisi Australian Idol yang digelar di Alice Springs, 1.500 kilometer dari Darwin pada 2006 yang diikutinya bermodalkan uang pinjaman. Kala itu Ferdy Mauboy, sang ayah yang memberangkatkannya.
"Suatu hari saya pulang ke rumah, saya pikir kena masalah, karena setiap kali ibu dan bapak duduk di meja ada sesuatu yang salah," kata Jessica kepada komedian dan pelukis Anh Do pada program Anh’s Brush With Fame, Juli lalu.
"Idol-idol ini sepertinya sedang ke sini. Kamu dan ibu akan pergi ke Alice Springs ya?" kata Jessica menirukan ucapan ayahnya.
Awalnya Jessica marah mendengar itu. "Saya pikir lebih ketakutan. Takut karena saya sangat menyukai itu."
Ferdy pun mengatakan akan meminjam uang dari temannya. "Saya merasa sangat tidak enak. Saya menjadi emosional."
"Kami tidak punya banyak uang, jadi ia pergi untuk meminjam uang dan memastikan akan mengembalikan. Itu membuat saya menyadari betapa banyak cinta yang mereka beri. Saya sangat berterima kasih kepada mereka."
Jessica lolos audisi Australian Idol dan bertarung sampai ke final.
Meski tidak menang, hanya juru kunci, karir bermusik Jessica justru sangat cemerlang.
Dia sangat bersyukur dengan apa yang diraihnya, mengingat kondisi keluarganya yang berjuang secara finansial saat dia tumbuh di Darwin.
"Kami lumayan mengalami lungsuran barang. Oper, kamu berikutnya, itu untukmu. Entah itu kaos kaki, pakaian dalam," kata Jessica.
"Kami melihat orang tua kami melewati naik turun, bertengkar, dan hal-hal semacamnya dan itu menunjukkan tidak cukup uang."
"Ketika saya memikirkan ini, kami sama sekali tidak miskin. Kami sangat kaya dengan kebersamaan. Ketika anak lain berkomentar tentang sepatu atau apa yang kami pakai, itu tidak jadi masalah. Saya memiliki sesuatu yang jauh di atas hal material."
Pada perbincangan dengan Anh, Jessica juga menceritakan tentang kecelakaan yang dialami ayahnya Ferdy di lokasi kerjanya sebagai montir listrik tahun 2011. Di mana Ferdy harus dirawat di instalasi perawatan intensif selama 11 hari.
Advertisement