5 Hal Paling Banyak Diperbincangkan usai Derby Milan

Inter Milan kalahkan AC Milan dalam edisi terakhir derby.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2017, 21:10 WIB
Bendera klub Inter Milan dan AC Milan tergantung di jalan Paolo Sarpi, sebuah lingkungan Pecinan di Milan, Italia (13/10/2017). Inter Milan dan AC Milan melanjutkan rivalitas. (AFP/Miguel Medina)

Liputan6.com, Milan - Derby Della Madonnina edisi ke-185, Senin (16/10/2017) dini hari WIB, berakhir dengan kemenangan 3-2 untuk Inter Milan. Pertandingan yang ditandai dengan hattrick Mauro Icardi itu berlangsung sengit dengan kedua tim saling berbalas gol hingga menit-menit akhir.

Icardi membuka kemenangan Inter Milan lewat sontekan cerdik di menit ke-28, memanfaatkan umpan silang Antonio Candreva dari sayap kanan.

AC Milan menyamakan skor menjadi 1-1 lewat gol cantik Suso di menit ke-56. Namun, Icardi membuat Inter Milan kembali unggul 2-1 di menit ke-63, memaksimal umpan dari Ivan Perisic dengan sepakan voli rendah.

Setelah Samir Handanovic membuat gol bunuh diri sehingga skor kembali imbang 2-2, Inter Milan mendapat hadiah penalti di menit ke-90. Bek kiri AC Milan, Ricardo Rodriguez terlihat menarik kaos Danilo D’Ambrosio di dalam kotak penalti. Icardi yang maju sebagai algojo tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencetak gol ketiganya. I Nerazzurri pun akhirnya menang 3-2.

Kemenangan tersebut mengangkat pasukan Luciano Spalletti ke peringkat dua klasemen dengan torehan 22 poin, menggeser Juventus yang di pertandingan lain kalah 1-2 dari Lazio. Sedangkan AC Milan merosot ke peringkat sepuluh, masih dengan 12 poin.

Meski sudah berlalu, publik sepak bola nyatanya masih belum berhenti memperbincangkan laga tersebut. Beberapa hal yang terjadi sepanjang laga menjadi buah bibir banyak orang. Dilansir Sportskeeda, berikut lima hal yang paling banyak diperbincangkan dari Derby Della Madonnina edisi ke-185.


1. Hattrick Icardi

Mauro Icardi rayakan gol ke gawang AC Milan. (AP/Antonio Calanni)

Perhatian publik yang menyaksikan laga derby Milan kemarin tidak akan terlepas dari sosok Mauro Icardi. Begitu pula bagi yang hanya mendengar hasilnya melalui berita. Bagaimana tidak, striker Argentina itu melesakkan tiga gol serta menjadi pahlawan kemenangan Inter di menit akhir pertandingan.

Gol-gol yang dicetak Icardi pun terbilang atraktif, terutama gol pertama dan kedua. Gol yang pertama terjadi berkat kecerdikannnya memanfaatkan umpan silang Antonio Candreva dari sayap kanan. Sedangkan gol kedua dibuatnya denga tendangan voli rendah, meneruskan umpan tarik Ivan Perisic dari sisi kiri.

Penampilannya itu menepis keraguan publik terhadapnya, di mana sebelumnya, bersama Timnas Argentina, ia hanya duduk di bangku cadangan untuk pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018. Setidaknya, dengan hattrick yang diciptakannya ini, Icardi menegaskan dirinya pantas dipanggil ke skuat Argentina.

Icardi diyakini akan terus berkembang mengingat usianya yang masih 24 tahun. Apalagi, ban kapten yang dilingkarkan di lengannya, membuatnya bermain lebih percaya diri. Ia selalu terlihat tenang dalam mencari posisi dan memanfaatkan umpan-umpan dari rekannya.


2. AC Milan Masih Perlu Berkembang

Jor-joran belanja di bursa transfer musim panas lalu nyatanya tidak lantas membuat AC Milan lebih baik. Setidaknya itulah yang terjadi sampai pekan kedelapan musim ini. I Rossoneri terpuruk di peringkat sepuluh klasemen, terpaut 10 angka dari Inter Milan yang berada di peringkat dua, dan 12 poin dari Napoli di puncak klasemen.

Jalan perebutan Scudetto memang masih panjang. Namun, empat kekalahan yang sudah ditelan tentu tidak dapat dibenarkan. Apalagi, AC Milan punya 11 pemain baru yang rata-rata berharga mahal. Sebut saja Leonardo Bonucci, Hakan Calhanoglu, Andre Silva, Nikola Kalinic, dan Franck Kessie.

Pemain AC Milan tampak lesu usai ditaklukkan Inter Milan. (AFP/Miguel Medina)

Kenyatannya, sampai sejauh ini, AC Milan masih perlu berkembang. Pelatih Vincenzo Montella punya PR untuk menyatukan pemain baru dengan pemain lama dan menemukan formasi yang tepat untuk timnya.

Dari dua formasi yang sudah dicoba, 4-3-3 dan 3-5-2, AC Milan sudah terbukti gagal. Montella diharapkan bisa meramu timnya dengan lebih cerdik lagi, jika pun formasi tersebut tetap dipertahankan. Di luar itu, kekompakan para pemain juga menjadi tugas yang harus ditangani.


3. Antonio Candreva Jawab Kritikan

Penggawa Inter Milan, Antonio Candreva. (AFP/Miguel Medina)

Antonio Candreva menjawab kritik yang menghujaninya dalam laga derby kemarin. Ia tampil ciamik di sepanjang pertandingan, membantu serangan dan sesekali juga pertahanan. Ia pun menyuplai satu assist bagi terciptanya gol Mauro Icardi.

Dalam tiga pertandingan sebelumnya, Candreva dianggap tidak memiliki kontribusi yang berarti buat Inter Milan. Pemain Timnas Italia itu pun sempat digosipkan akan ditendang karena penampilan buruknya.

Akan tetapi, winger 28 tahun itu segera merespons. Di baliknya adalah ketika membela Timnas Italia melawan Albania pekan lalu. Ia mencetak satu-satunya gol kemenangan Italia.

Percaya dirinya berlanjut saat menghadapi AC Milan di San Siro. Tidak hanya memberikan assist kepada Icardi, Candreva juga nyaris membuat assist lain, andai saja Matias Vecino tidak menyia-nyiakan umpannya.

Sepanjang pertandingan, aksi Candreva memaksa bek kiri AC Milan, Ricardo Rodriguez bekerja mati-matian.


4. Penalti Kontroversial

Usai pertandingan, hadiah penalti yang diberikan wasit untuk Inter Milan menjadi bahan perdebatan. Pelanggaran yang dilakukan oleh Ricardo Rodriguez terhadap Danilo D’Ambrosio di kotak terlarang menyisakan pertanyaan.

Sayangnya, tayangan ulang tidak menampilkan momen itu dengan jelas. Hanya tampak sekilas Rodriguez bersentuhan dengan D’Ambrosio. Pelatih AC Milan, Vincenzo Montella sendiri meyakini bahwa itu bukan pelanggaran.

“Ricardo tidak menariknya (D’Ambrosio). Dia sangat berbakat, D’Ambrosio, dan itu membuat saya marah kalah dengan cara seperti ini. Saya harap kami juga dapat hadiah penalti seperti ini di pertandingan selanjutnya,” katanya.

Mauro Icardi mencetak gol melalui titik putih ke gawang AC Milan. (AFP/Miguel Medina)

Sedangkan CEO Milan, Marco Fassone tidak mau banyak komentar soal insiden itu. Ia hanya pasrah bahwa wasit lebih tahu menilai pelanggaran itu dibanding siapapun.


5. Kebangkitan Inter Milan

Kemenangan dalam laga derby kemarin dianggap sebagai tanda kebangkitan Inter Milan setelah terpuruk selama beberapa musim terakhir. Ya, sejak ditinggal Jose Mourinho tahun 2010, Inter tidak pernah lagi bergaung, baik di Italia maupun di Eropa. Sembilan pelatih datang silih berganti, dan dipecat dalam waktu singkat.

Dengan kemenangan ini, I Nerazzuri sudah mengantongi 22 poin dari tujuh kemenangan dan satu hasil imbang dalam delapan pertandingan yang sudah dimainkan. Inter hanya terpaut dua angka dari Napoli yang meraih poin sempurna.

Kebangkitan ini tidak terlepas dari kehadiran pelatih Luciano Spalletti. Dengan pembelian pemain sederhana, pelatih berkepala plontos itu mampu membangkitkan mental para penggawa Inter Milan. Tak hanya mengalahkan AC Milan, Spalletti juga membuat Inter menumbangkan AS Roma, mantan klubnya, di Stadion Olimpico.

Inter pun punya kans besar untuk segera merebut posisi puncak dari Napoli pekan depan. Mauro Icardi dan kawan-kawan akan melawat ke Stadion Sao Paolo, markas Napoli. La Beneamata diuntungkan karena bisa beristrahat selama satu pekan, sementara Napoli harus menghadapi Manchster City di Liga Champions, Rabu (18/10/2017). (Abul Muamar)

Pemain Inter Milan menyapa suporter usai menaklukkan AC Milan. (AFP/Miguel Medina)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya