Liputan6.com, New York - Harga emas melemah seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang perkasa. Pelemahan harga emas juga didorong inflasi meningkat di Inggris menekan komoditas.
Dengan inflasi meningkat dapat mendorong bank sentral untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Ini juga melihat pertumbuhan upah dan harga lebih baik. Dengan kenaikan suku bunga dapat menekan harga emas.
Harga emas untuk pengiriman Desember turun US$ 16,80 atau 1,3 persen ke posisi US$ 1.286,20 per ounce. Harga itu terendah sejak 9 Oktober 2017.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, inflasi tahunan menjadi tiga persen pada September di Inggris mempengaruhi harga emas. Pelaku pasar prediksi laporan data ekonomi itu akan kontribusi untuk menjadi pertimbangan bank sentral Inggris menaikkan suku bunga pada November.
Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,3 persen. Penguatan dolar AS membuat harga komoditas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Saya rasa harga emas akan tertekan. Ini melihat harga emas di bawah US$ 1.300 menjadi sinyal secara teknikal berada di teritori tekanan," ujar Fawad Razaqzada, Analis Forex.com seperti dikutip dari laman Marketwatch, Rabu (18/10/2017).
Adapun pergerakan harga logam industri yang cenderung naik baru-baru ini dinilai sebagian besar didorong optimisme berlanjut terhadap ekonomi negara berkembang terutama China.
"Kenaikan baru-baru ini harapan peningkatan terhadap ekonomi negara berkembang terutama China. Namun kini cenderung wait and see apakah penguatan itu berkelanjutan," ujar Zach Jonson, Portofolio Manager ICON Natural Resources Fund.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: