Liputan6.com, Rio de Janeiro - Umumnya jari pada tangan atau kaki manusia berjumlah 10. Namun, tak demikian dengan satu keluarga di Brasil ini. Aneh tapi nyata, mayoritas anggotanya--kecuali sang ibu--terlahir dengan 12 jari.
Sang ibu memiliki lima jari tangan juga kaki. Itu berarti ada kemungkinan 50% anak-anaknya mewarisi sindrom dari sang ayah.
Advertisement
Seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (18/10/2017), kasus demikian dialami oleh keluarga Da Silva. Sebanyak 14 anggotanya, termasuk bayi yang baru lahir, memiliki total 12 jari pada tangan atau kakinya.
Dalam keluarga tersebut, mayoritas terlahir dengan enam jari tangan atau kaki.
Hal itu terjadi akibat sindrom genetik polydactyly yang relatif umum terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 bayi.
Meski memiliki jumlah jari yang tak umum, anggota keluarga Da Silva mampu beraktivitas seperti biasa. Bahkan, mereka cukup fleksibel untuk bermain musik dan olahraga, terutama sebagai penjaga gawang dalam pertandingan sepak bola.
"Ada berbagai mutasi yang berakibat pada kondisi ini. Namun dalam kasus jari tangan dan kaki ekstra, maka kami melihat adanya misexpression pada gen yang biasanya menghasilkan pola baru...," ujar ilmuwan genetika, Dr Laura Lettice kepada The Sun.
"Jika ibu atau ayah Anda memiliki kondisi tersebut, berarti Anda memiliki peluang 50/50 untuk mewarisinya," ujar Lettice.
Berikut ini rekaman aktivitas keluarga Brasil pemilik 12 jari pada tangan juga kaki:
Kembar Siam yang Tak Minder
Sementara itu, memiliki kondisi berbeda juga tak membuat si kembar dari Thailand ini merasa minder. Kedua bocah laki-laki ini malah bersikap seperti sebayanya yang tak memiliki keterbatasan sedikit pun.
Kedua bocah kembar siam itu memiliki bagian pinggang ke atas yang menyatu, dengan dua kaki dan empat lengan.
Dalam tayangan singkat yang beredar di dunia maya seperti dikutip dari Daily Mail pada 22 Oktober 2015, terlihat kembar siam itu tengah 'berkelana' di sebuah pasar Thailand. Dengan keempat tangannya, mereka berjalan menyusuri lorong-lorong di pasar. Sementara kedua kakinya turut melangkah.
Si kembar dari pedalaman Nakhon Sawan di Thailand, sekitar 2,5 jam di utara Bangkok, diyakini sebagai anak perempuan bernama Pin dan Pan. Keduanya disebut-sebut berusia sekitar 6 atau 7 tahun.
Melalui rekaman tersebut, sempat terlihat Pin dan Pan berjalan menjauhi orang yang merekamnya. Tawa ringan terdengar saat mereka berjalan bersama bersama-sama.
Salah satu dari si kembar akhirnya tersenyum ke arah kamera.
Kedua bocah 'luar biasa' itu kemudian terlihat menyerahkan sebuah catatan kepada orang dewasa di dekatnya dan berbalik ke arah mereka datang.
Sebelumnya pada 2013, Palang Merah setempat pernah mengunjungi si kembar siam di Nakhon Sawan. Saat itu mereka menyumbangkan bantuan berupa bantal, selimut, kasur dan sejumlah uang.
Advertisement