Liputan6.com, Baghdad - Setidaknya 71 orang tewas dalam serangkaian serangan oleh Taliban di Provinsi Paktia dan Ghazni, Afghanistan. Dari jumlah tersebut, 41 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri dan pertempuran bersenjata di pusat pelatihan polisi di Gardez, ibu kota Provinsi Paktia. Adapun insiden tersebut melukai sekitar 150 orang.
Serangan di Paktia terjadi saat anggota Taliban menyerang markas polisi regional sekitar pukul 09.00 waktu setempat pada Selasa di Gardez. Para penyerang menggunakan sebuah truk dan kendaraan lapis baja curian. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (18/10/2017)
Wakil Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Jenderal Murad Ali Murad, menerangkan bahwa 21 orang yang meninggal dalam tragedi di Paktia merupakan warga sipil.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri menyebutkan bahwa tujuh orang ikut ambil bagian dalam serangan tersebut. Dua di antaranya menjalankan aksi bom bunuh diri, sementara sisanya terlibat baku tembak dengan polisi.
Baca Juga
Advertisement
"Unit polisi khusus dapat menaklukkan lima penyerang tersebut," demikian ungkap pernyataan itu.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui media sosial Twitter, Juru Bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, telah menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas serangan tersebut. Menurutnya, target serangan adalah unit polisi khusus -- terdapat 450 petugas polisi yang berada di markas pada saat terjadi serangan.
Berbatasan dengan Waziristan utara, salah satu dari tujuh wilayah semi otonomi Pakistan, Paktia merupakan tempat kelahiran jaringan Haqqani.
Militer Pakistan berhasil merebut kembali Waziristan utara dari Taliban Pakistan pasca-pertempuran yang diawali pertengahan 2014 dan berakhir pada 2016.
Serangan di Ghazni
Pemerintah Provinsi Ghazni melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa menyebutkan bahwa anggota Taliban meledakkan sebuah kendaraan lapis baja di pintu masuk Distrik Andar pada dini hari. Kemudian terjadi baku tembak.
Menurut pernyataan tersebut, 30 orang yang sebagian besar polisi, tewas dalam peristiwa itu.
Pihak Taliban mengklaim jumlah korban tewas yang lebih tinggi. Mereka menyatakan 44 petugas polisi tewas dalam serangan di Ghazni dan sejumlah besar senjata serta amunisi berhasil dicuri.
Wakil Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Jenderal Murad Ali Murad, menegaskan bahwa Taliban tengah berada di bawah tekanan pasukan Afghanistan dan sekutu. "Itulah sebabnya mereka memilih sekarang untuk melancarkan serangan, saat upaya perundingan damai mendapat momentum".
Awal bulan ini, Jenderal Joseph Dunford, Panglima Militer AS, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat awal bulan ini bahwa dia yakin agen Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan memelihara hubungan dengan kelompok bersenjata.
"Jelas bagi saya bahwa ISI memiliki hubungan dengan kelompok teroris," katanya, merujuk pada kelompok-kelompok yang terlibat aktif dalam konflik Afghanistan, termasuk jaringan Taliban Afghanistan dan Haqqani.
Sebagai tanggapan, militer Pakistan mengatakan bahwa inilah tugas badan intelijen untuk memelihara hubungan semacam itu. Namun, ISI menolak anggapan bahwa mereka mendukung kelompok-kelompok seperti Taliban Afghanistan.
Advertisement