Angkutan Online Dibebaskan, Sopir Angkot Jabar Minta Keadilan

Sopir angkot di Bandung menggelar aksi mogok usai Dishub Jabar meralat pembekuan layanan taksi dan ojek online.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 18 Okt 2017, 19:03 WIB
Sopir angkot di Bandung menggelar aksi mogok usai Dishub Jabar meralat pembekuan layanan taksi dan ojek online. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Para pengusaha dan pengendara angkutan kota (angkot) yang tergabung dalam Kobanter Baru Jawa Barat menginginkan penghapusan retribusi selama belum terbitnya Permenhub No. 26 tentang angkutan sewa khusus. Permintaan itu disampaikan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, Rabu (18/10/2017).

"Kami meminta secepatnya direalisasikan peraturan (Permenhub 26) tersebut, dan apabila angkutan berbasis online tidak dipungut retribusi, maka angkutan konvensional juga tidak akan membayar retribusi," kata Ketua Umum Kobanter Baru Jawa Barat Dadang Hamdani saat dihubungi Liputan6.com.

Menurut Dadang, sebelum regulasi mengatur angkutan online diterbitkan secara sah, pihaknya menuntut transportasi online berhenti dulu. Pada kenyataannya, angkutan online tetap boleh beroperasi.

"Kita menuntut keadilan dan kesetaraan. Masa mereka tidak bayar apa-apa? Kita melanggar sedikit sudah ditangkap dan sebagainya. Ini ada perlakuan kurang baik," ujarnya.

Dadang mengaku sudah lelah dengan polemik transportasi belakangan ini. Ia berharap pemerintah mau duduk bersama menyelesaikan persoalan. Untuk menyikapi hal ini, Dadang mengatakan pihaknya akan menyurati Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Kami akan buat surat untuk wali kota agar dipertimbangkan antara konvensional dan online. Retribusi juga dihapus sampai keluar peraturan," katanya.

Sementara itu, pihak Dishub Jabar mengaku memfasilitasi pertemuan tersebut. "Kita fasilitasi aspirasinya," kata Plt Sekretaris Kadishub Jabar Andreas.

Aksi Mogok Angkot

Sementara itu, kelompok sopir angkot menggelar aksi mogok hari ini. Mogok dimulai pukul 09.25 WIB di Terminal Ledeng sebagai bentuk ketidakpuasaan terhadap keberadaan transportasi berbasis aplikasi.

Kepala Dishub Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Di antaranya dengan menyiapkan 20 bus tambahan dan 26 kendaraan dinas.

"Kita sudah bersiaga dengan menyediakan 20 bus. Namun dengan tujuh bus ditambah 26 kendaraan dinas, penumpukan yang terjadi alhamdulillah sudah bisa kita selesaikan," kata Didi.

Selain angkutan Dishub, bantuan juga datang dari semua Aparatur Negeri Sipil (ASN) kewilayahan dan Satpol PP serta kepolisian yang membantu untuk mengkondisikan situasi di lapangan. Dia mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan aksi mogok angkot di Kota Bandung.

"Karena kita semua siap membantu, lakukan aktivitas seperti biasa saja. Kita akan memudahkan perjalanan mereka dengan kendaraan tambahan yang kita punya," jelasnya.

Dalam pantauan di lapangan, sekitar pukul 12.00 WIB, Trans Metro Bandung jalur Elang-Cicaheum dan DAMRI sudah normal kembali. Begitu juga untuk trayek angkot Riung Bandung – Dago sudah diperintahkan dan diberi jaminan dari pihak kepolisian untuk beroperasi dan TMB untuk koridor 3 Cicaheum – Sarijadi dinyatakan kondusif dan beroperasi kembali.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya