Liputan6.com, Iran - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengancam akan menghancurkan kesepakatan nuklir "berkeping-keping" jika Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian tersebut.
Pernyataannya ini muncul selang beberapa hari setelah Presiden Donald Trump mengindikasikan akan mundur dari kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2015 tersebut.
Seperti dikutip dari Independent pada Kamis (19/10/2017), dalam sebuah pidato di televisi milik pemerintah, Khamenei menegaskan bahwa Teheran akan mematuhi kesepakatan tersebut dengan catatan enam negara penandatangan --AS, Inggris, Rusia, Prancis, China dan Jerman-- menghormati pula kesepakatan itu.
Pada kesempatan yang sama, Khamenei juga menyebutkan bahwa deskripsi Trump tentang kesepakatan tersebut mengarah pada "lebih banyak kekerasan dan lebih banyak kekacauan" yang tidak masuk akal serta merupakan hasil dari "mulut kotor seorang presiden".
Jumat lalu, Trump mengumumkan bahwa ia tidak akan memberikan sertifikasi atas kesepakatan nuklir Iran. Namun, ia belum secara terang menyebut akan membawa AS keluar dari perjanjian tersebut.
Sementara, pihak lainnya yang menandatangani kesepakatan tersebut bersikeras bahwa Washington tidak dapat secara sepihak membatalkan sebuah kesepakatan multinasional yang "dibingkai" dengan resolusi PBB. Khamenei menyambut baik dukungan tersebut, namun ia memperingatkan bahwa mendukung saja tidak akan cukup.
Baca Juga
Advertisement
"Eropa harus melawan langkah yang diambil AS," terang Khamenei. Dan jika Trump membatalkan kesepatan tersebut maka, "Iran akan menghancurkannya berkeping-keping".
Pemimpin Tertinggi Iran itu juga menuturkan bahwa Teheran akan melanjutkan program rudal balistiknya meski mendapat tekanan dari Eropa dan AS. Khamenei menegaskan bahwa senjata itu semata-mata demi pertahanan.
"Mereka harus menghindari campur tangan dalam program pertahanan kita. Mereka bertanya mengapa Iran punya rudal? Kenapa Anda sendiri memilikinya? Kenapa Anda punya senjata nuklir? Kami rasa tidak dapat diterima jika Eropa bergabung dengan AS untuk menekan kami," ujarnya.
Keputusan Trump untuk tidak menyatakan bahwa Teheran mematuhi kesepakatan tersebut dengan cepat dimentahkan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani. Pada hari Jumat ia menyatakan bahwa pidato Trump penuh dengan "penghinaan dan tuduhan palsu".
"Bangsa Iran tidak akan pernah tunduk pada tekanan asing...Iran dan kesepakatan itu lebih kuat dari sebelumnya ... Korps Garda Revolusi Iran Iran akan melanjutkan perangnya melawan teroris regional," kata Rouhani.