Jokowi: Beruntung Pekerja Konstruksi yang Sudah Terima Sertifikat

Adapun otal pekerja konstruksi yang mengikuti program percepatan tahap pertama ini mencapai 9.700 pekerja konstruksi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Okt 2017, 11:16 WIB
Pekerja mengikuti sertifikasi massal tenaga kerja konstruksi terampil tahap III di Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (18/10). Kementerian PUPR melakukan sertifikasi massal terhadap 9.065 tenaga kerja di bidang konstruksi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan program percepatan sertifikasi pekerja konstruksi di seluruh Indonesia. Peluncuran program ini dilakukan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakata.

Hadir langsung dalam peluncuran ini sebanyak 5.000 pekerja konstruksi di DKI Jakarta dan diikuti melalui video conference dengan pekerja konstruksi di beberapa kota di seluruh Indonesia. Sehingga total pekerja konstruksi yang mengikuti program percepatan tahap pertama ini mencapai 9.700 pekerja konstruksi.

Jokowi mengungkapkan saat ini ada dua kunci dalam menghadapi persaingan global. Pertama, yaitu pembangunan infrastruktur dan yang kedua adalah pembangunan sumber daya manusia.

"Untuk membangun semua itu tidak hanya butuh pekerja konstruksi dalam jumlah besar, tetapi juga butuh tenaga yang terampil. Ini untuk menjaga kualitas produk yang kita kerjakan," ujar Jokowi di GBK, Kamis (19/10/2017).

Jokowi menambahkan saat ini ada sekitar 7 juta pekerja konstruksi di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, hanya saja yang memiliki sertifikat dan siap bersaing tidak lebih dari 700 ribu orang.

Meski begitu, Jokowi yakin, sebenarnya kualitas pekerja konstruksi di Indonesia tidak kalah saing dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan beberapa megara lainnya. Hanya saja untuk membuktikan itu perlu dilakukan sertifikasi ini.

"Oleh sebab itu sangat beruntung sekali yang sudah pegang sertifikat tenaga kerja konstruksi Indonesia. Ini akan meningkatkan kualitas sdm Indonesia," tegas Jokowi.

Proses sertifikasi sendiri dilakukan selama tiga hari, di mana hari terakhir adalah proses ujian. Dalam penyelenggaraan sertifikasi sendiri tidak diadakan sepenuhnya oleh Kementerian PUPR, melainkan dengan bekerjasama pihak menejemen pekerja.

"Ini merupakan terobosan untuk mengejar banyaknya pekerja konstruksi yang akan kita sertifikasi tadi, jadi kerjasama dengan penyedia lapangan kerja," tambah Basuki.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya