Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda salah satu orang yang suka traveling dan membuat sketsa? Jika iya, 101 Travel Sketch merupakan acara yang perlu Anda kunjungi. Didukung Badan Ekonomi Kreatif dan 101 Hotel & Resort, serta beberapa komunitas yang memiliki ketertarikan untuk melestarikan budaya serta beragam tempat warisan lokal, acara ini menjadi “rumah” untuk mereka yang tidak hanya haus akan seni, tapi juga menjadi sarana untuk mendalami budaya dan warisan lokal.
Digelar selama dua hari, 28-29 Oktober 2017, 101 Travel Sketch kali ini memilih Bogor sebagai tempat penyelenggaraan. Pemilihan Bogor sendiri bukan tanpa sebab, Bogor merupakan kota kecil yang dikenal romantis. Kota ini sejak lama dikenal sebagai “museum” bagi beragam jenis rempah dan tanaman langka. Tak hanya itu, Bogor juga merupakan area landmark neo-klasikal yang dipenuhi beragam bangunan bersejarah, salah satunya adalah Istana Bogor yang bernuansa art deco.
Advertisement
Arie Ardianti, Corporate Director Marketing Communication PHM saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (19/10/2017) mengatakan, pihak penyelenggara bekerjasama dengan komunitas Sketchwalker dan Bogor Skecthers yang para seniman-nya akan menjadi mentor yang mengisi workshop.
Selain Bogor ada enam kota lainnya yang berturut-turut akan menjadi tempat penyelenggaraan, antara lain Yogyakarta, Palembang, Bandung, Malang, Jakarta, dan Bali.
“Tujuannya untuk mempromosikan wisata. Jadi nanti ada kelas membuat sketch, kita ajak peserta keliling Kota Bogor. Melihat bangunan-bangunan sejarah. Di setiap akhir event kami akan mengadakan lelang, hasilnya akan didonasikan bagi pemberdayaan dan kemajuan komunitas di tiap kota,” ungkap Arie.
Untuk Kota Bogor, donasi akan diberikan kepada komunitas di Pulo Gelis. Meski punya banyak potensi wisata dan budaya, namun kawasan ini dianggap masih kurang mendapat perhatian.
“Pulo Gelis ini termasuk wilayah under development, termasuk kampung miskin yang warganya masih tinggal di bantaran kali, padahal kawasan ini punya banyak potensi.
Lebih dari itu, dengan konsep “komunitas untuk komunitas”, gelaran ini dianggap momen terbaik untuk memberi dukungan kepada komunitas seni, khususnya seni rupa modern untuk lebih berkembang.