Liputan6.com, Jakarta Konsul Jenderal RI Davao City, Berlian Napitupulu mengatakan pemerintah Filipina saat ini sedang membangun secara besar-besaran khususnya di Filipina Selatan. Untuk infrastruktur saja, Pemerintah Filipina mengucurkan dana sebesar 139 triliun peso atau Rp 37.530 triliun, belum lagi sektor lain.
“Kita harus segera memanfaatkan peluang pasar di Filipina. Mumpung hari masih gelap," ujar Konsul Jenderal RI Davao City, Berlian Napitupulu dalam Regional Discussion pada Trade Expo Indonesia di Indonesia Convention and Exhibition (ICE) Serpong, Tanggerang pada 12 Oktober 2017.
Advertisement
Dalam kaitan itu, Pemerintah Filipina membutuhkan investasi asing dan pasokan dari negara-negara lain.
"Ini merupakan peluang besar bagi pengusaha Indonesia untuk masuk ke Filipina, khususnya Mindanao. Mumpung masih gelap dan belum terlalu banyak pengusaha negara-negara lain yang masuk. Kalau hari sudah siang dan semua orang sudah masuk, mungkin kita sudah terlambat," ujar Konjen Berlian memberi semangat.
"Produk Indonesia yang punya peluang masuk Filipina khususnya Mindanao antara lain: semen, prefab concrete, ceramic tiles, spare parts, pakaian, sepatu, produk kulit, food and beverages, dan produk manufaktur lainnya," tambahnya.
Lebih lanjut Konjen menjelaskan mengenai prosedur bisnis di FIlipina antara lain: a. Perusahaan asing di Filipina bisa memiliki saham 100%, dengan nilai investasi minimal 1 Milyar Peso. b. Perusahaan asing dapat bermitra dengan perusahaan setempat dengan kepemilikan saham masing 60%:40%. c. Perusahaan asing yang menerapkan transfer of knowledge mendapat tambahan insentif pajak. d. Untuk hal tertentu, Pemerintah Pusat atau Daerah bisa memberikan insentif tambahan.
Konjen juga mengajak para peserta untuk benar-benar memanfaatkan kehadiran perwakilan Indonesia di luar negeri, khususnya KJRI Davao City. "Ibarat menangkap ikan, kasihtau ikan mana yang perlu kami tangkap dan kasih kami pancingnya. Kami ada di sana setiap hari. Tapi kalau menangkap ikan yang sangat besar, kita mesti bersama-sama," jelas Konjen dengan sebuah perumpamaan.
"Untuk mempromosikan produk-produk Indonesia, KJRI Davao City telah menyiapkan sebuah ruang pameran dengan 76 showcase. Saat ini, etalase tersebut telah menampilkan lebih dari 70 produk ekspor Indonesia. Masih ada beberapa etalase yang masih kosong. Silahkan ibu bapak mengisi etalase yang masih kosong dengan pengaturan siapa duluan dia dapat (first come first serve). Kalau sudah penuh ya good bye", tutur Konjen dengan jenaka.
KJRI juga menyelenggarakan 4 solo trade exhibition dan 8 mixed expo bersama 5 Pemerintah Daerah di Mindanao sepanjang tahun 2017. Solo Trade Expo yang terakhir yaitu Indonesian Fashion Expo akan diadakan di Abreeza Mall Davao City pada 24-26 Oktober. Sementara Mixed Expo terakhir tahun inibakan diselenggarakan bersamaan dengan Monato Festival di Alabel Sarangani (150 km selatan Davao) pada 27-28 Oktober 2017.
Oleh karena itu, Konjen mengajak para pengusaha dan eksportir Indonesia di bidang Fashion untuk berpartisipasi dalam Fashion Expo tersebut. "Kami sediakan stan dan transportasi lokal secara gratis. Bapak Ibu tinggal bawa dan pajang produknya di pameran tersebut," tegas Konjen Napitupulu.
Disamping itu, KJRI Davao juga menyelenggarakan empat kali bussiness matching. Kegiatan keempat akan diselenggarakan pada 6-10 November mendatang di Jakarta dan Surabaya.
Pada sesi Q&A, banyak peserta, bertanya mengenai penetrasi pasar Filipina dan masalah teknis untuk mengikuti expo di Filipina, lhususnya Davao City. Usai diskusi, banyak peserta yang mendatangi Konjen Berlian untuk berdiskusi secara dekat dan meminta masukan langsung mengenai strategi penetrasi pasar Mindanao khusus untuk produk tertentu. Alhasil, diskusi yang semula diagendakan 2 jam, tanpa disadari lanjut menjadi 3 jam lebih. Para peserta tampaknya cukup antusias untuk ekspansi ke Filipina khususnya Davao City.
Powered By:
KJRI Davao City