Menlu AS Puji India dan Kritik China

Alasan di balik merapatnya AS ke India dinilai untuk mengonter pengaruh China yang semakin berkembang di Asia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Okt 2017, 21:30 WIB
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengatakan bahwa pihaknya ingin memperdalam kerja sama dengan India. Langkah tersebut dinilai untuk menghadapi pengaruh China yang berkembang di Asia.

Tillerson menggambarkan Negeri Hindustan sebagai "mitra" dalam sebuah "hubungan strategis". Ia menambahkan bahwa AS "tidak akan pernah memiliki hubungan serupa dengan China, sebuah masyarakat non-demoraktis".

"AS mengupayakan hubungan yang konstruktif dengan China, namun kami tidak akan mengecilkan tantangan yang berasal dari China terhadap tatanan berbasis peraturan di mana Beijing merobohkan kedaulatan negara-negara tetangga dan merugikan AS serta teman kita," terang Tillerson ketika berpidato di Center for Strategic and International Studies di Washington, seperti dikutip dari BBC pada Kamis (19/10/2017).

Diplomat AS itu menuturkan bahwa Beijing terkadang bertindak di luar konvensi internasional. Ia mengambil kebijakan Tiongkok di Laut China Selatan sebagai contohnya.

Tillerson terang-terangan mengkritik "tindakan provokatif Tiongkok di Laut China Selatan" dengan mengatakan bahwa Beijing secara langsung menantang "hukum dan norma internasional yang dipegang teguh AS dan India".

"Ketika bangkit bersama-sama dengan India, China telah melakukannya dengan kurang bertanggung jawab. Terkadang merongrong tatanan berbasis aturan internasional," ujar pria berusia 65 tahun tersebut.

 


Respons China

Dalam kesempatan yang sama, Tillerson yang juga mantan bos ExxonMobil Corp mendeskripsikan bahwa AS dan India sebagai "mitra global" yang tidak hanya berbagi kedekatan soal demokrasi. "Kami juga berbagi visi masa depan".

Ia pun meminta Delhi untuk memainkan peran keamanan yang lebih besar di kawasan. "India dan AS harus bekerja sama membantu negara lain dalam mempertahankan kedaulatan mereka ... dan bersuara lebih keras lagi dalam skala regional untuk mempromosikan kepentingan mereka dan mengembangkan ekonomi mereka".

Tak lama usai pidato Tillerson, Kedutaan Besar China di Washington merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa Beijing "tidak akan pernah mencari hegemoni atau melakukan ekspansi. Dan tidak akan pernah mengejar pembangunan dengan mengorbankan kepentingan orang lain".

Ditambahkan bahwa China "berkontribusi dan mempertahankan tatanan dunia berbasis aturan".

Pernyataan Tillerson tersebut muncul menjelang lawatannya ke India pekan depan. Sementara itu, Presiden Donald Trump dijadwalkan juga akan menggelar kunjungan ke sejumlah negara di Asia, termasuk China pada November 2017.

Pidato Menlu AS ini juga terjadi beberapa jam setelah Presiden Xi Jinping berorasi selama tiga jam dalam pembukaan Kongres Nasional Partai Komunis ke-19 yang berlangsung di Beijing. Melalui pernyataannya, Xi mengisyaratkan bahwa China bermaksud memainkan peran yang jauh lebih besar di ranah global.

Xi mengatakan bahwa China saat ini "menjadi kekuatan besar di dunia" dan pertumbuhan Tiongkok telah menyodorkan "pilihan baru" bagi negara-negara berkembang lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya