Sosok Jacinda Ardern, Wanita Cantik Calon Pemimpin Selandia Baru

Setelah dilantik, Ardern akan tercatat sejarah sebagai pemimpin wanita termuda di dunia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Okt 2017, 07:48 WIB
Jacinda Ardern (AP Photo/Nick Perry)

Liputan6.com, Wellington - Sosok Jacinda Ardern tengah hangat diperbincangkan setelah namanya diumumkan akan menjadi Perdana Menteri Selandia Baru berikutnya. Ia sendiri mengetahui fakta penting tersebut melalui televisi setelah pemimpin partai minoritas New Zealand (NZ) First Winston Peters mengungkapkan dukungannya terhadap Partai Buruh yang dipimpin Ardern.

"Saya menikmati pertunjukan itu," ujar Ardern merespons pernyataan Peters seperti dikutip dari CNN pada Jumat (20/10/2017). "Saya bergabung dengan New Zealand First untuk mempelajari kabar ini bersama-sama".

Dalam pengumuman itu, Peters mengatakan bahwa ia merasa publik layak untuk tahu lebih dulu. Pernyataannya ini dianggap menambah sentuhan akhir pada kampanye pemilu yang sudah penuh drama.

Ardern, perempuan berusia 37 tahun itu mengambil alih nakhoda Partai Buruh setelah pemimpin sebelumnya, Andrew Little, mengundurkan diri pada awal kampanye pemilu.

"Jacindamania" melihat gelombang dukungan bagi partai yang dipimpin Ardern, terutama yang berasal dari kalangan muda, cukup untuk membentuk pemerintahan melalui kerja sama dengan NZ First dan Partai Hijau. Dari total jumlah suara, 37 persen di antaranya berasal dari kalangan muda.

Setelah dilantik, Ardern akan tercatat sebagai pemimpin wanita termuda di dunia. Namun, ia bukan satu-satunya wanita yang pernah menduduki puncak kepemimpinan di Selandia Baru. Sebelumnya Jenny Shipley dan Helen Clark juga menduduki kursi yang sama pada tahun 1990-an dan 2000-an.

Ardern kelak akan menggantikan Bill English, yang berkuasa kurang dari 12 bulan setelah Perdana Menteri John Key menyatakan mundur pada Desember 2016.

Perempuan cantik yang menempuh pendidikan di University of Waikato ini telah menjadi anggota Partai Buruh sejak usianya 17 tahun. Dan sejak 2008, ia telah tercatat sebagai anggota parlemen.

Ketika pertama kali terpilih, sosoknya mencetak sejarah sebagai anggota parlemen termuda. Karier politiknya pun meningkat pesat hingga ia menjadi wakil pemimpin partai pada Maret tahun ini.

Pada pemilu yang berlangsung Februari, ia mengejutkan publik dengan mengambil alih 75 persen suara di Mt Albert, sebuah basis massa Partai Buruh.

Seorang mantan DJ dan eks pengikut mormon, Ardern merupakan politikus rockstar Selandia Baru. Karakternya menjadi magnet pemberitaan media massa.

Namun, tidak seluruh perhatian media massa disambut baik Ardern. Ia pernah menyerang balik media yang memusatkan pemberitaan pada penampilannya.


Terjun ke Dunia Politik Karena Sang Bibi

Meski Ardern adalah tokoh terkenal dan populer di bidang politik Selandia Baru, kesuksesannya sebagai pemimpin Partai Buruh tetap saja mengejutkan banyak pengamat.

Ketika dia mengambil alih posisi sebagai pemimpin, Buruh membuntuti Partai Nasional dalam hasil polling dan hanya terdapat sedikit kemungkinan untuk membentuk sebuah pemerintahan.

Namun, semuanya berubah sejak Agustus. Menurut pakar politik Selandia Baru di Massey University, Grant Duncan, Partai Buruh mulai menunjukkan bahwa mereka adalah pesaing nyata dalam pemilu. Dan hal ini turut mendorong popularitas Ardern.

"Meski pun mungkin ada keinginan yang mendasari perubahan dari pemerintah Partai Nasional selama tiga periode, satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi di bawah pendahulunya Ardern adalah koalisi Partai Buruh, Partai Hijau dan Partai New Zealand First yang tidak stabil," kata Duncan.

Jacinda Ardern, Pemimpin Partai Buruh Selandia Baru (AP Photo/Mark Baker, File)

Ardern terlahir di Hamilton dan dibesarkan di Morrinsville dan Murupara di mana ayahnya, Ross Ardern, bekerja sebagai petugas polisi. Ia lulus kuliah dengan gelar Bachelor of Communication Studies (BCS) dalam bidang politik dan hubungan masyarakat.

Setelah lulus dari perguruan tinggi pada tahun 2001, ia sempat bekerja di kantor Phil Goff and of Helen Clar sebagai peneliti. Kemudian Ardern pindah ke London dan bekerja sebagai penasihat kebijakan senior bagi Tony Blair.

Pada tahun 2008 ia terpilih sebagai Presiden Serikat Pemuda Sosialis Internasional (IUSY), sebuah peran yang membuatnya menghabiskan banyak waktu di sejumlah negara seperti Yordania, Israel, Aljazair dan China.

Sang bibi yang merupakan seorang anggota Partai Buruh adalah orang yang membawanya ke dunia politik. Ia merekrut Ardern muda untuk membantunya berkampanye bagi Harry Duynhoven pada tahun 1999.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya