Liputan6.com, Jakarta Lewat media sosial, entah Facebook, Instagram atau Twitter, Anda bisa dengan leluasa tahu banyak hal tentang teman-teman. Mulai dari foto prewedding teman bertema "ciamik", kebahagiaan mantan pacar menimang bayi, atau saudara yang tampaknya liburan terus di tempat-tempat kece.
Paparan hal itu semua di media sosial, lama-lama membuat Anda membandingkan diri dengan mereka. Lama-lama jadi iri, bila tidak dikendalikan bisa menjadi depresi.
Advertisement
Hal tersebut terbukti lewat studi di 2015 tentang dampak penggunaan media sosial terus menerus. Faktanya, kebiasaan berlama-lama scrolling media sosial bisa memanipulasi otak. Hal ini memicu seseorang lebih rentan terhadap pengendalian diri yang rendah, harga diri rendah, konsumsi diri berlebih, bahkan sampai lebih memikirkan orang lain daripada diri sendiri.
Untungnya, ada beberapa jurus jitu yang bisa dilakukan mencegah depresi dari jerat media sosial. Penulis buku How To Prevent Social Media Depression, Nicola Brown berbagi caranya untuk Anda, seperti mengutip laman Medical Daily, Jumat (20/10/2017).
1. Pangkas waktu bermedia sosial
Brown menyarankan, selama seminggu untuk memperhatikan pola serta durasi bermedia sosial. Misalnya, rata-rata sehari sekitar dua jam berselancar di media sosial.
"Jika biasa dua jam sehari, coba pangkas setengahnya, yakni sejam saja membuka media sosial," saran Brown.
Disiplin terhadap waktu benar-benar diperlukan. Seperti Anda ketahui, dunia internet mengarahkan Anda terus klik sana dan sini sampai lupa waktu.
Saksikan juga video menarik berikut:
2. Ubah cara pakai media sosial
2. Ubah cara pakai media sosial
Saat Anda membuka media sosial, pastikan sudah tahu tujuan Anda. Misalnya untuk mengetahui kabar terbaru dari teman-teman SMP. Bukan untuk tahu, siapa pacar dari mantan pacar. Dengan menetapkan tujuan itu, menjauhkan dari risiko untuk membandingkan diri dengan orang lain.
Jika membatasi penggunaan media sosial, itu juga membantu lebih terkoneksi dengan hubungan orang-orang di dunia nyata. Jadi bisa mengobrol dengan teman-teman atau merencanakan aktivitas seru bersama keluarga.
Advertisement
3. Baca berita dari website resmi bukan medsos
3. Baca berita dari website resmi, bukan medsos
Semua portal berita terhubung dengan media sosial, sehingga tak jarang orang membaca berita share dari teman. Namun, ada beberapa informasi bukan dari portal berita resmi alias abal-abal yang tidak diketahui dengan pasti kebenarannya.
Nah, jika memang misi Anda membuka media sosial untuk membaca berita, mengapa tidak langsung buka website resminya. Tak ada salahnya juga membaca koran di era digital seperti saat ini, saran Brown.