Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah mengupayakan alternatif pembiayaan untuk proyek infrastruktur. Tujuannya, supaya proyek infrastruktur tidak terlalu bergantung dengan anggaran negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, salah satu yang tengah dibahas ialah pemanfaatan dana donasi atau filantropi.
"Dulu kalau ingat 2009 ada US$ 1 miliar dari Norwegia bantu kita. Ternyata enggak ada penampungannya. Sekarang kita cari-cari, karena bidang saya bagaimana supaya sedikit mungkin pakai APBN," kata dia di Jakarta, Jumat (20/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Luhut mengaku telah melakukan pembicaraan terkait skema pembiayaan ini. Hasilnya, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi untuk memakai dana itu.
Pertama, proyek yang digarap dijamin pemerintah. Kemudian, proyek telah dikaji institusi kompeten, misal PricewaterhouseCoopers (PwC). Ketiga, memiliki pengembalian (return) yang bagus.
Dari beberapa syarat ini, ada proyek yang memenuhi kriteria, yakni kereta ringan atau light rail transit (LRT).
"Kita lihat-lihat seperti LRT kan sudah dijamin pemerintah. Kedua yang buat studi PwC. Ketiga return sudah double digit," ujar dia.
"Kelihatannya sangat memungkinkan, kita belum tahu betul ini, sekarang terus terang kita lagi keras mengenai ini," ujar dia.
Luhut mengaku, belum ada payung hukum terkait pemanfaatan dana donasi ini. Saat ini, pihaknya berupaya mencari jalan keluar terkait hal itu.
"Semua lagi kita buat, sama dengan LRT. Presiden juga nanya regulasinya di mana. Ini lagi kita buat. Karena belum pernah punya LRT, jadi LRT ini satu model yang dibuat sampai sekarang. Jadi kerja keras," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investor Asing Incar Proyek LRT
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, banyak pihak asing berminat mendanai proyek pembangunan transportasi masal light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek)
Luhut memberikan kesempatan pihak asing yang berminat berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan LRT Jabodebek. Saat ini sudah ada pihak asing yang secara resmi telah menyatakan ingin berpartisipasi membiayai proyek tersebut, yaitu Bank CIMB Malaysia dengan menggelontorkan dana Rp 4 triliun.
"Ya silahkan saja, seperti LRT, tadi CIMB resmi bilang Rp 4 triliun masuk," kata Luhut, di kantor Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin 9 Oktober 2017.
Selain CIMB Malaysia, menurut Luhut, perusahaan pembiayaan investasi asing lainnya juga meminati. Perusahaan tersebut berasal dari Singapura dan Amerika Serikat (AS), yaitu Blackrock.
"Banyak itu dari Singapura, CIMB juga Malaysia. Blackrock, Amerika Serikat. Banyak," ujar dia.
Luhut menuturkan, banyaknya perusahaan pembiayaan investasi asing yang ingin berpartisipasi, menunjukkan proyek LRT tersebut menggiurkan dari sisi keuntungan. Adapun dari sisi pemerintah, partisipasi asing memberikan manfaat meringankan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Jadi artinya apa? APBN jadi kurang. Orang itu lihat return-nya. Kalau return-nya baik ya maulah dia," ucap Luhut.
Advertisement