Liputan6.com, Pekanbaru - Top 3 berita hari ini, lantaran belum bayar uang SPP sebesar Rp 2 juta, dua bocah kembar asal Pekanbaru, Riau, Simon dan Simeon kini hanya menghabiskan waktunya di rumah. Kejadian ini tidak hanya sekali. Sang ibu mengaku, kedua putranya telah diusir sampai tiga kali oleh pihak sekolah.
Lain halnya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mahasiswi Politeknik Kesehatan (Poktekes) Kupang semester 11 diamankan polisi karena mengaku sebagai PNS Polri.
Advertisement
Kepada polisi, Ariana Atalya Kune mengaku nekat melakukan itu karena ingin membahagiakan orangtuanya di Sumba yang ingin melihatnya segera punya kerjaan usai lulus kuliah. Tapi kenyataannya, Ariana belum diwisuda.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Cerita Bocah Kembar Terusir dari Sekolah karena SPP
Sepasang bocah kembar terusir dari tempatnya bersekolah di kawasan Palas, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, karena menunggak SPP sebesar Rp 2 juta.
Mega mengatakan, ia bersama suami, Benri Sitinjak, memiliki lima anak. Anak pertama bernama Rosmata, bersekolah di SDN 107 Rumbai bersama anak keempatnya Vila Selvia. Kedua anak itu kini juga berhenti sekolah seperti saudara kembarnya.
Sang suami tidak bisa menutupinya sendiri karena bekerja serabutan dan minim pendapatan.
Atas kejadian yang dialami anak-anaknya, Mega berharap uluran tangan untuk meringankan beban anaknya supaya bisa sekolah lagi.
2. Malu Belum Lulus, Mahasiswi Semester 11 Mengaku Jadi PNS Polri
Mengaku sebagai PNS Polri, mahasiswi Politeknik Kesehatan (Poktekes) Kupang semester 11 jurusan Keperawatan diamankan polisi.
Ketika ditanya Ariana mengaku anggota Sekolah Kepolisian Negara (SPN), tetapi badge yang dipakai adalah badge Biddokes.
Jika ditemukan ada tindak pidana yang pernah dilakukan PNS Polri gadungan ini maka dirinya akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Ariana mengaku nekat melakukan hal itu untuk menyenangkan hati orangtuanya. "Itu pakaian bekas saya ambil lambangnya dan tempel," imbuh Ariana.
3. Pertengkaran di Balik Terbunuhnya Ketua DPRD Kolaka Utara
Kepolisian Resor Kolaka Utara menetapkan Andi Erni Astuti sebagai tersangka pembunuhan terhadap Ketua DPRD Kolaka Utara, Musakkir Sarira, Kamis, 19 Oktober 2017.
Ternyata, sebelum kejadian penikaman, kedua pasangan suami istri itu terlibat perselisihan. Diduga karena sang istri cemburu bila almarhum kerap terima telepon yang dicurigai dari perempuan lain.
Sempat pelaku ingin menggugat cerai. Namun, Musakkir Sarira menolak karena memikirkan tiga anak perempuannya yang masih kecil. Hal ini terjadi sebelum keduanya berangkat ke Mekah, beberapa waktu lalu.