Gila, Fashion Show Ini Tampilkan Busana Hasil Daur Ulang Sampah

Pelajar di Mojokerjo tampilkan fashion show beragam kreasi busana hasil dari daur ulang sampah.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 22 Okt 2017, 13:00 WIB
Foto: Dian Kurniawan/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Mojokerto Sampah memang identik dengan sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Namun, di tangan para remaja ini, sampah bisa disulap menjadi busana cantik dan memiliki nilai seni tersendiri. Hal itu ditunjukkan dalam peragaan fashion show yang digelar Dinas Lingkungan hidup (DLH) Kota Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2017).

Berbagai macam busana dengan gaya dan warna-warni unik diperagakan ratusan model dari kalangan pelajar tersebut di halaman Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan Kota Mojokerto. Dengan berjalan di atas catwalk sepanjang 30 meter, mereka berlenggak-lenggok memamerkan busana hasil daur ulang yang mereka buat.

Busana yang diusung bukan hanya untuk memamerkan kreatifitas saja, melainkan sebagai upaya kampanye kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan. Diantaranya busana bertema peri lingkungan, burung garuda, milenial, sampai bertema Majapahitan. Semuanya bibuat dari bahan daur ulang sampah seperti kertas koran, bungkus deterjen, tutup botol kemasan, dan karung beras.

Dhania Ariska misalnya, siswi berusia 14 tahun tersebut mengusung busana recycle bertema peri bijak pelopor lingkungan hidup. Busana tersebut dia buat dari 1.000 bungkus deterjen. Aksesori yang dibawanya pun lengkap, bak pakaian peri dalam dongeng, dengan mahkota dikepala serta tangan kananya membawa tongkat sakti.

“Ide awal hanya terpikir peri, kemudian saya kembangkan dengan batik rengkik khas kota Mojokerto, menjadi peri bijak pelopor lingkungan hidup. Tema ini untuk menyampaikan kepada masyarakat supaya Kota Mojokerto bebas dari sampah,” tuturnya.

Foto dok. Liputan6.com

Hal senada juga disampaikan Nadia (14), siswi SMP PGRI 1 Kota Mojokerto ini memilih kertas koran bekas untuk bahan busana recycle yang ia tampilkan. Kertas Koran dipilih karena mudah didapat dan selama ini tidak banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain dari bahan Koran, ditambah dengan pernak pernik dari bekas bukus minuman sachet.

“Temanya Milenium. Kenapa saya pilih koran, karena bahan dasar koran adalah dari batang pohon. Kita tahu kehidupan pohon sangat penting untuk lingkungan, jadi sebisa mungkin masyarakat tidak mensia-siakannya,” katanya.

Dengan adanya fashion show recycle ini diharapkan bisa mendukung program TPA menjadi tempat rekreasi dan wisata pendidikan. Sekaligus sebagai media sosialisasi supaya para generasi muda lebih peduli dengan sampah dan bisa mengelolanya menjadi barang yang punya nilai ekonomi.

“Harapanya TPA layak menjadi tempat rekreasi dan wisata pendidikan. Generasi uda supaya peduli dengan sampah, mengelolanya menjadi barang yang nilai ekonomi dan layak dijual,” ujar Walikota Mojokerto Masud Yunus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya