Sifat Baik, tapi Nggak Selamanya Empati Itu Bagus

Walau bisa membantu menjaga keharmonisan hubungan, terlalu berempati dengan pengalaman orang lain bisa merugikan.

oleh Lilin Rosa Santi diperbarui 04 Jan 2021, 12:33 WIB
Walau bisa membantu menjaga keharmonisan hubungan, terlalu berempati dengan pengalaman orang lain bisa merugikan.

Liputan6.com, Jakarta Empati - pada jaman yang sudah semakin individualis ini mungkin menjadi barang langka. Kemampuan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain diyakini menjadi senjata yang ampuh untuk mencipatakan keharmonisan dalam relasi pada teman, suami, ataupun lingkungan sosial yang lebih luas.

Namun, berempati terlalu dalam terhadap apa yang dialami oleh orang lain ternyata memiliki pengaruh buruk juga bagi kesehatan.

Laman Washington Post, dikutip Minggu (22/10/2017) menuliskan, terlibat terlalu dalam pada pengalaman orang lain akan membuat seseorang kelelahan dan juga depresi. Keinginan untuk membantu orang lain seperti layaknya suster atau dokter dikatakan dapat membuat seseorang justru kehilangan dirinya sendiri.

Penelitian terdahulu memang membutikan akan efek yang positif pada seseorang yang mempunyai empati besar. Seseorang yang mempunyai level empati yang tinggi memang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

Tapi kabar baik tersebut tidak menghilangkan fakta, perlu ada batasan antara keinginan membantu orang lain dan batasan untuk tidak membahayakan diri sendiri. Dan penelitian terbaru membuktikan, memang ada efek samping dari empati yang berlebihan.

 


Efek buruk empati

Ada efek buruk dari rasa empati berlebihan.

Seseorang yang berempati pada orang yang mengalami kelelahan dan depresi dikatakan mengalami pola depresi yang sama yang terbentuk di otak.

Cara yang tepat dalam membatasi rasa empati adalah dengan hanya membatasi pada memikirkannya, merasakannya, dan merasa tergugah terhadapa apa yang dialami orang lain. Dengan empati kognitif, seseorang paham akan perasaan orang lain.

Melalui empati emosi, seseorang dapat menempatkan diri pada posisi orang yang mengalami hari buruk. Dan dengan empati belas kasih seseorang akan merasa lebih perhatian namun tetap berjarak.

Berempati pada seseorang memang baik, tapi jangan biarkan Anda tinggal di keadaan mental yang sama. Salah satu cara ampuh saat Anda berempati pada seseorang adalah meditasi.

Dengan meditasi, Anda dapat membayangkan pengalaman buruk seseorang dan memvisualisasikan juga bahwa teman, saudara, suami Anda telah terlepas dari situasi buruk, sehingga kemudian tidak membebankan diri Anda sendiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya