Sandiaga Sebut Kabar Rombongan Anies Ditilang Adalah Hoax

Sandi menyatakan, ke depan acara tea walk Korpri tahun depan akan diminimalisasi penggunaan mobil pribadi agar tak menambah macet Puncak.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 22 Okt 2017, 14:16 WIB
Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno meninjau proyek MRT di Jakarta, Jumat (20/10). Pembangunan MRT fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) ditargetkan pada akhir 2017 mencapai 90 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kemacetan parah sempat terjadi di jalur Puncak, Bogor, Sabtu kemarin. Kemacetan itu sampai membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlambat menghadiri acara pelantikan kepengurusan Keluarga Alumni Gajah Mada (KAGAMA), di Kebun Raya Bogor.

Anies dan rombongan terjebak macet di jalur Puncak, usai mengikuti acara Tea Walk yang dihadiri sekitar 8.000 PNS Pemprov DKI Jakarta di area perkebunan teh Gunung Mas. Guna mencapai area Kebun Raya Bogor rombongan melawan arus satu arah. Bahkan dikabarkan ada sejumlah rombongan yang ditilang Polantas Polres Bogor.

Wakil Gubernur Sandigada Uno berekasi kabar bahwa rombongan Anies ditilang Polres Bogor adalah berita bohong.

"100 persen tidak benar. Sudah diberikan klarifikasi dan ini adalah dunia post-truth dan post-fact di mana hoax dan fake news mendominasi. Tidak ada satu mobil pun dari rombongannya Pak Anies yang ditilang. Pak Anies diarahkan. Tadi saya langsung klarifikasi sama Pak Anies, dia diarahkan menggunakan jalur alternatif. Saya sendiri terjebak macet," kata Sandi di Masjid Istiqlal, Minggu (22/10/2017).

Sandi menyatakan, ke depan acara tea walk Korpri tahun depan akan diminimalisasi penggunaan mobil pribadi agar tak menambah macet kawasan puncak.

"Mesti dipikirkan pengaturannya ke depan mungkin harus ada shuttle bus, harus ada cara untuk memobilisasi aparat Pemprov supaya kendaraan pribadinya tidak memenuhi tempat acara, tapi justru malah memberikan berkah tanpa membuat macet," Sandi menambahkan.

Namun, meski kawasan puncak kemarin bertambah macet, rombongan Pemprov DKI, kata Sandi justru menghidupkan ekonomi warga Puncak

"Tapi ini waktu saya tanyakan Pak Sekda, memang Pak Sekda bilang bahwa tiap tahun 8-10 ribu aparat Pemprov DKI menghidupkan ekonomi di Puncak, tempat penginapannya penuh, makanannya juga laku, biasanya bayar WC cuma Rp 5.000, kemarin bisa Rp 15.000. Jadi ini yang semuanya naik, tapi dampaknya itu adalah macet," ujar Sandi.

 


Kronologi Kemacetan

Kasat Lantas Polres Bogor AKP Hasby Rastama mengatakan, kemacetan Sabtu pagi justru diakibatkan oleh bus dari rombongan PNS Pemprov DKI Jakarta yang parkir di bahu Jalan Raya Puncak. "Karena lahan parkir terbatas, jadi parkirnya sampai ke luar area. Ya arus lalu lintas jadi tersendat," kata Hasbi.

Hasbi juga menegaskan, Gubernur Anies Baswedan terjebak macet karena yang bersangkutan melawan arus saat kepolisian memberlakukan aturan satu arah dari Jakarta menuju Puncak sekitar pukul 08.00 WIB. Berikut kronologi insiden rombongan Gubernur DKI Anies Baswedan melawan arus one way versi Polres Bogor:

Pukul 08.30 WIBKasatlantas Polres Bogor AKP Hasby Ristama dikontak ajudan Anies Baswedan. Ajudan meminta izin melintas turun ke arah bawah pukul 10.00 WIB."Saat itu saya jawab, saya cek sebentar. Saya lihat jam, itu maih belum bisa," beber Hasby.

Pukul 09.50 WIB.

AKP Hasby mendapat informasi rombongan Anies Baswedan sudah turun ke bawah."Ada lima mobil. Ada Patwal juga," tambah Hasby.

Pukul 10.00 WIB

Hasby mendapat informasi posisi rombongan Anies Baswedan memerintahkan anak buahnya ikut membantu membuka jalur. Polantas Polres Bogor ikut melakukan pengawalan."Saya gabungin dengan tim pendorong, biar bisa lancar. Kami masih bantu saat itu," urai dia.

Tapi kemudian mobil rombongan Anies berhenti di satu tempat. Hasby segera bergerak ke lokasi dan meminta izin agar rombongan mencari jalur alternatif."Ini masih one way. Ini macetnya parah banget sampai interchange Bogor," tambah dia.

Namun saat itu rombongan Anies Baswedan, kata Hasby, memilih untuk tetap maju melawan arus di jalur one way."Ya sudah kami lepas saja," urai dia.

Hasby melanjutkan, sebenarnya, selama ini hanya tiga kondisi yang dia izinkan kendaraan melawan arus di jalur one way."Pertama ibu melahirkan, mobil ambulans, dan mobil membawa jenazah. Ini bahkan dulu ada menteri saya tidak izinkan menembus one way. Saya arahkan ke jalur alternatif, alhamdulillah menteri itu ikut arahan kami," beber Hasby.

Pukul 11.00 WIBAKP Hasby mendapat laporan rombongan Gubernur DKI sudah meninggalkan Puncak.

"Untuk rombongan lain dari Pemprov DKI kami tahan di Gunung Mas, kami minta bantuan mereka agar meninggalkan lokasi di atas jam 12.00 WIB. Ini macet Puncak parah. Sebelumnya ada yang mencoba melambung, kami tilang 7 mobil Pemprov DKI," tutup dia.

Tim komunikasi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta membantah beredarnya kabar terkait kendaraan rombongan Anies Baswedan yang menerobos jalur satu jalur (one way) di Puncak, Bogor, dalam kegiatan tea walk, Sabtu 21 Oktober 2017 kemarin.

"Tidak benar adanya penilangan terhadap rombongan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan itu," kata petinggi Tim Komunikasi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Naufal Firman Yursak melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (22/10/2017).

"Perjalanan dari Gerbang Tol Ciawi sudah dikawal oleh Polres Bogor dan Dishub Bogor. Baik menuju ke Gunung Mas hingga turun kembali melewati Cibinong, Jawa Barat rombongan gubernur masih dikawal oleh Dishub dan kepolisian," imbuh dia.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan sudah bersurat kepada pihak kepolisian terkait kegiatan tea walk.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya