Liputan6.com, Madrid - Real Madrid adalah salah satu klub sepak bola terbesar di dunia. Mengelola tim sekelas Real Madrid di tengah harapan dan tekanan sepertinya sangat menantang.
Karena itulah, beberapa manajer yang sangat terkenal mencoba mengambil kendali. Namun, banyak di antara mereka tiba-tiba dipecat begitu saja.
Baca Juga
Advertisement
Seringkali, memenangkan Liga Champions belum cukup untuk memuaskan manajemen klub. Ada delapan manajer berbeda antara tahun 2003 dan 2010, sebelum Jose Mourinho akhirnya mengambil alih.
Real Madrid pun akhirnya memecat Jose Mourinho. Kegagalan besar di musim ini membuat kubu El Real memutuskan hubungan kerja dengan pelatih kebangsaan Portugal itu.
Mourinho sendiri bukannya tanpa prestasi di Madrid. Sejak didatangkan pada Juli 2010 lalu, dirinya sempat mengantar Madrid meraih beberapa gelar bergengsi seperti juara La Liga 2011/2012, Copa del Rey 2010/2011, dan Piala Super Spanyol 2012/2013.
Berikut tiga pelatih yang dinilai telah diperlakukan semena-mena oleh Real Madrid:
Manuel Pellegrini
Pemecatan Manuel Pellegrini saat menjadi manajer Real Madrid tidak tampak seperti keputusan yang mengerikan. Dia gagal meraih trofi di musim pertamanya, dan harus merelakan trofi La Liga ke Barcelona.
Padahal, saat itu Real Madrid sudah memboyong Cristiano Ronaldo dan Kaka pada musim panas dengan nilai sekitar 150 juta euro.
Namun, jika melihat lebih dekat, Anda menyadari bahwa Pellegrini menyelesaikan musim di tempat kedua di belakang Barcelona. Madrid finis dengan 96 poin, sebuah rekor klub pada saat itu, yang hanya tertinggal tiga poin dari Barcelona.
Real Madrid juga tersingkir di Liga Champions setelah disingkirkan Lyon di babak 16 besar.
Presiden Real Madrid Fiorentino Perez sebenarnya tidak berpikir akan menggantikannya dengan Jose Mourinho. Dia kemudian mengakui bahwa satu-satunya alasan sebenarnya Pellegrini dipecat adalah bahwa Mourinho tiba-tiba siap untuk mengelola klub Spanyol tersebut.
Advertisement
John Toshack
John Toshack ditunjuk sebagai manajer Real Madrid pada musim 1989-90. Dia mampu menciptakan tim yang sangat agresif.
Toshack memiliki interaksi lucu dengan media Spanyol karena kecenderungannya untuk menerjemahkan ungkapan bahasa Inggris ke bahasa Spanyol. Dia diterima dengan baik oleh para penggemar, berkat gaya manajemen sepak bolanya yang menyerang.
Toshack dipecat setelah Real Madrid kehilangan tiga game berturut-turut. Sebenarnya, tidak ada tanda-tanda kemunduran. Namun, riak kecil sudah cukup menghapus kenangan akan kemenangan gelar La Liga di musim sebelumnya.
Presiden klub Ramon Mendoza memecatnya pada tahun 1990. Toshack kembali ke Madrid pada tahun 1999, hanya untuk dipecat lagi setelah menjalani "bencana" bersama tim.
Radomir Antic
Meski tiga bertugas terpisah di Atletico dengan berbagai kesuksesan, Antic pertama kali menangani Real Madrid sebelum itu di musim 1991-92. Dia ditunjuk untuk menggantikan Alfredo Di Stefano, yang dipecat setelah timnya tersingkir dari Piala Eropa.
Real Madrid mengalami kemunduran dan berada di urutan ketujuh klasemen saat Antic mengambil alih. Dia mengonsolidasikan tim dan berhasil lolos ke Piala UEFA di musim pertamanya.
Leo Beenhakker kemudian diangkat sebagai Direktur Sepak Bola di klub oleh Roman Mendoza. Namun, Real Madrid gagal meraih kemenangan di tiga laga beruntun.
Saat itulah secara mengejutkan Antic dipecat setelah hanya melakoni 18 pertandingan. Padahal, timnya tengah memimpin klasemen. Mereka juga lolos ke perempat final Piala UEFA.
Beenhakker selanjutnya mengambil alih jabatan pelatih setelah keluarnya pria asal Serbia itu. Setelah Antic dipecat, Real Madrid berada di urutan kedua di belakang Barcelona, sebelum tersingkir di semifinal Piala UEFA.
Advertisement