Bursa Jepang Melonjak Imbas PM Shinzo Abe Menang Pemilu

Investor berasumsi kemenangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dapat melanjutkan kebijakan ekonominya dan megastimulus bank sentral Jepang

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Okt 2017, 08:45 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Jepang melonjak pada awal pekan ini seiring yen melemah. Selain itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga memenangi pemilihan umum yang digelar satu tahun lebih cepat dari jadwal.

Indeks saham Jepang Nikkei naik satu persen, dan tertinggi sejak 1996. Penguatan indeks saham Jepang itu terjadi seiring Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menang mudah dalam pemilihan umum.

Investor berasumsi kemenangan Abe dapat mendorong bank sentral Jepang untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter lebih besar. Hal tersebut menekan imbal hasil obligasi dan yen. Namun, di sisi lain the Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lagi pada Desember 2017.

"Ini seharusnya memperpanjang kebijakan Abenomics termasuk megastimulus Bank of Japan," tulis Analis Blackrock Investment Instutite, seperti ditulis dari laman Reuters, Senin (23/10/2017).

Di pasar uang, dolar AS naik 0,4 persen menjadi 113,99 terhadap yen. Level itu tertinggi sejak pertengahan Juli. Adapun indeks dolar AS naik tipis 0,2 persen terhadap sejumlah mata uang. Yen juga tergelincir terhadap euro.

Euro merosot 0,25 persen menjadi US$ 1,1758. Ini seiring pelaku pasar menanti pertemuan bank sentral Eropa. Pelaku pasar mencari sinyal kebijakan soal pengurangan jumlah aset atau juga memperpanjang program tersebut.

"Seperti yang diperkirakan, lamanya waktu program pelonggaran kuantitatif berjalan lebih lama dan besar dari ukuran tiap bulannya. Kami perkirakan 30 miliar euro, dan kami berharap bank sentral Eropa akan terus membuka program ini," kata Analis RBC Capital Markets.

Sementara itu, bursa Asia mendapatkan sentimen positif dari Wall Street. Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street menguat seiring senat AS memperkuat harapan rencana pemotongan pajak oleh Presiden AS Donald Trump dapat berlanjut.

Pada awal perdagangan, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,3 persen.

Di pasar komoditas, dolar AS menguat mendorong harga emas turun 0,4 persen menjadi US$ 1.275,07 per ounce.

Harga minyak menguat seiring penurunan tajam ekspor minyak mentah Irak. Harga minyak Brent naik 16 sen menjadi US$ 57,91 per barel, sedangkan harga minyak mentah Amerika Serikat bertambah 28 sen menjadi US$ 52,12.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya