Liputan6.com, Jakarta - Penerapan pembayaran jalan tol menggunakan uang elektronik (E-Money) atau E-Toll cardsaat masuk dan keluar gerbang tol rupanya tak lepas dari tindakan kejahatan.
Salah satu korban kasus tersebut pernah dialami seorang warga bernama Runny Belle. Melalui akun Instagram @runnybelle dia bercerita bahwa kartu E-Toll-nya dibawa kabur oleh pengendara Honda Freed berpelat nomor B 1339 SKD dengan modus meminjam dan membayar langsung secara tunai kepada pemilik kartu.
Baca Juga
Advertisement
Setelah kartu di tap di Gardu Tol Otomatis (GTO) dan portal terbuka, mobil tersebut kabur bersama E-Toll milik Runny Belle. Tak hanya dibawa kabur, ketika pelaku ditemukan dan mengembalikan E-Toll Runny Belle, ternyata kartu E-Toll telah ditukar.
Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary PT Jasa Marga, M. Agus Setiawan, mengatakan setiap pengguna jalan harus tetap berhati-hati dan waspada di mana pun berada.
“Kemudian, kalau ada kejadian dipinjam dan dibawa kabur, itu memang sebenarnya dari kitanya, semuanya harus hati-hati. Sebaiknya ditap oleh kita dan tidak diserahkan ke yang meminjam,” ucap Agus beberapa waktu lalu kepada wartawan.
Selain itu, Agus mengimbau agar para pengguna jalan membawa dan menyediakan kartu uang elektronik masing-masing dan pastikan saldo tersedia.
Tentu saja imbauan tersebut agar tidak menyusahkan pengendara lain saat masuk ke gerbang.
Untuk masa sosialisasi atau transisi seperti saat ini, beberapa gerbang tol memang masih terdapat petugas yang dapat membantu tap E-Toll. Sedangkan nantinya, semua akan diterapkan GTO.
“Kami berharap di akhir Oktober, tidak ada pengguna jalan yang tidak membawa E-Toll atau uang elektronik, sehingga kalau mau masuk jalan tol disiapkan dan saldo tercukupi,” tuturnya.
Agus juga berharap agar fasilitas penyediaan top-up atau isi ulang banyak diterapkan di berbagai tempat. Termasuk menaruh fasilitas tersebut di beberapa gerbang tol khusus milik Jasa Marga.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kronologi Pinjam E-Toll Card lalu Kabur
Sosialisasi penerapan uang elektonik (E-Toll) di jalan bebas hambatan atau tol menuai berbagai tanggapan, mulai dari pengemudi ngotot tetap menggunakan uang tunai, hingga mesin E-Toll mengalami masalah.
Namun, penggunaan uang elektronik juga ternyata dapat mengundang aksi kejahatan. Tak terkecuali di jalur bebas hambatan.
Tak percaya? Hal itu dialami seorang warganet dengan nama Runny Belle yang membagi pengalamannya ke akun Instagram pribadinya @runnybelle
Cerita tersebut diawali kala Runny Belle dan sang suami, pada 15 Oktober 2017 hendak pulang ke rumahnya melalui Jakarta setelah melakukan perjalanan dari Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Saat masuk gerbang tol Jakarta Outer Ring Road, Runny Belle ikut antre di pintu masuk GTO. Namun saat itu, ada seorang pengendara mobil Honda Freed dengan pelat nomor B 1339 SKD keluar dan mengetuk kaca.
Ternyata, dia ingin melakukan tapping menggunakan E-Toll, tapi saldo yang dimilikinya sudah habis. Alhasil, dia meminjam kartu E-Toll Runny Belle dan membayar langsung kepadanya.
"Harusnya, normalnya kan si penumpang itu setelah pinjam, nge-tap, terus balikin lagi dong yaa. Eh tiba-tiba habis mobil yang pinjem e-money gue nge-tap di GTO, tuh mobil langsung gas poll,” ungkap Runny Belle.
Tak pelak suami Runny Belle yang akhirnya meminjam dan membayar E-Toll milik mobil di belakangnya. Dia pun langsung tancap gas dan aksi kejar-kejaran terjadi hingga berakhir saat hendak masuk Gerbang Tol Cikampek lantaran macet.
Dengan berbagai alasan, kartu E-Toll yang dibawa lari itu akhirnya dikembalikan. Tapi kasus ini sebenarnya belum berakhir karena kartu E-Toll yang diserahkan telah ditukar dengan milik pelaku.
E-Toll yang tadinya memiliki saldo Rp 150 ribu menjadi tinggal Rp 2 ribu. Tentu saja ini merugikan Runny Belle.
"Bayangin saja, misal 1 kartu E-Toll isinya minimal Rp 50 ribu. 10 mobil yang dikerjain sama dia sehari dia bisa dapat Rp 500 ribu," ucapnya.
Advertisement