Tidak Ada Recall Terkait Skandal Kobe Steel

Skandal Kobe Steel harus membuat pabrikan otomotif menginspeksi kembali produk-produknya.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 24 Okt 2017, 08:04 WIB
Nissan akan membawa kasus pencatutan logo untuk kampanye Brexit di Inggris.

Liputan6.com, Tokyo - Terkait dengan pemalsuan spesifikasi aluminium dan tembaga yang dilakukan oleh pabrikan baja asal Jepang, Kobe Steel, pabrikan otomotif asal Jepang yang menggunakan bahan metal dari Kobe Steel mengungkapkan hal tersebut tidak berdampak besar terhadap keselamatan produknya.

Hal itu sudah dikonfirmasi oleh empat pabrikan asal Jepang, yaitu Toyota, Honda, Nissan, dan Mazda. Demikian seperti dilansir Carscoops, Selasa (24/10/2017).

Toyota mengatakan bahan aluminium yang digunakan di luar spesifikasi yang diminta, tapi masih dalam standar keselamatan.

"Kami konfirmasikan materialnya masih memenuhi standar secara umum, dan standar kami, baik secara keselamatan dan daya tahan,"ungkap Toyota.

Dengan demikian, pabrikan asal Jepang tersebut tidak akan melakukan recall terkait dengan penggunaan bahan dari Kobe Steel. Selain empat pabrikan asal Jepang yang sudah menyatakan tidak terkena dampak besar dari Kobe Steel, perusahaan lain seperti Subaru masih menyelidiki dampaknya terhadap mobil-mobilnya.

Dilansir Japantimes, salah satu pemicu terjadinya perbedaan spesifikasi dengan kondisi nyata adalah kurangnya sistem komputerisasi yang diterapkan di pabrik Kobe Steel. Sistem inspeksi yang belum mengadopsi sistem komputerisasi menjadi kesempatan bagi orang untuk memalsukan data inspeksi, ungkap Kobe Steel.

Saat ini Kobe Steel mengadakan investigasi internal untuk mengetahui akar masalah, serta mengukur seberapa besar dampak dari skandal ini. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Nissan Hentikan Produksi di 6 Pabrik Perakitan, Ada Apa?

Akibat skandal inspeksi akhir yang tidak dilakukan secara benar oleh NissanMotor Corporation, akhirnya pabrikan asal Jepang ini menghentikan produksi di enam pabrik perakitannya di Negeri Matahari Terbit.

Melansir Reuters, Jumat (20/10/2017), penghentian produksi ini dilakukan selama dua minggu untuk mengonfigurasi ulang jalur inspeksi akhir unit Nissan yang diproduksi.

Untuk diketahui, akibat dari kasus inspeksi akhir unit yang tidak benar dan dilakukan oleh teknisi tidak berkualifikasi, pabrikan terbesar kedua di Jepang ini harus menarik 1,2 juta unit kendaraannya untuk diperbaiki.

Sebelum produksinya berhenti, Nissan bahkan sudah memperketat kontrol proses inspeksi, ketika isu kasus tersebut terungkap akhir bulan lalu.

Sementara itu, Nissan juga telah mengumumkan jika bakal ada sekitar 34 ribu tambahan unit yang bakal diperiksa ulang, dan kemungkinan besar bakal memperluas recall sebanyak 4 ribu unit. Dengan adanya isu ini, telah mencoreng merek Nissan di Jepang, dan bersamaan dengan skandal pemalsuan data spesifikasi aluminium oleh Kobe Steel.

Akibat dua kasus tersebut, banyak timbul pertanyaan terkait kualitas mobil yang dibuat di Jepang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya