Liputan6.com, London - Membangun atau memindahkan stadion tak selalu membawa kesuksesan bagi tim Liga Inggris. Alasan komersial terkadang mengorbankan prestasi sebuah klub di awal-awal tahun kepindahannya.
Beberapa klub Liga Inggris sedang menunggu kandang baru mereka selesai di bangun. Seperti Tottenham Hotspur yang tengah mengungsi ke Wembley sampai pengganti White Hart Lane rampung dibangun tahun depan.
Baca Juga
Advertisement
Sementara di London Barat, ada Chelsea yang sudah mematangkan perluasan Stamford Bridge. Juara Liga Champions 2011/2012 itu tengah mengurus perizinan untuk menempati Wembley setelah kandang baru Tottenham selesai dibangun.
Chelsea juga berniat menjual hak penamaan stadion mereka. Namun, calon pembeli tetap harus memasukkan kata Stamford Bridge sebagai nama rumah The Blues.
Keuntungan memang jauh lebih besar dibanding mempertahankan bentuk asli stadion. Akan tetapi, klub-klub yang telah menempati kandang barunya terkadang butuh waktu lama untuk memulai siklus kesuksesan di sana.
Leicester sudah mencatatkan sejarah di King Power Stadium sebagai juara Liga Inggris 2015/2016. Sebelumnya, The Foxes kesulitan mengangkat trofi sejak menempati stadion ini pada 2002 silam.
Selain Leicester, ada beberapa klub Liga Inggris yang terbebani dengan target juara di kandang barunya. Mereka telah memenangkan beberapa turnamen, namun selalu gagal di liga.
Berikut 3 klub Liga Inggris yang berusaha mencatat prestasi setelah memiliki kandang baru.
Arsenal
Pembangunan Emirates Stadium menunjukkan keseriusan Arsenal untuk mengembangkan sisi komersial klub. Selain itu, kandang baru The Gunners ini bisa menampung 60.432 penonton, dua kali lebih banyak dari Highbury.
Emirates dibangun pada 2004 dan menghabiskan dana 390 juta pound sterling (Rp 6,9 triliun). Sejak Arsenal menempati stadion ini, mereka belum pernah mengangkat gelar Liga Inggris lagi.
Trofi yang dibawa pulang tim London Utara ini antara lain empat gelar Piala FA dan tiga gelar di Community Shield.
Advertisement
West Ham United
Sampai tahun 2016, West Ham berbasis di Boleyn Ground, umumnya dikenal sebagai Upton Park. Kapasitas stadion di Boleyn adalah 35.016 kursi dan telah menjadi kandang West Ham sejak 1904.
The Hammers pindah ke Stadion Olimpiade London (London Stadium) pada awal musim 2016/2017, setelah menandatangani kesepakatan sewa dalam 99 tahun ke depan pada 2013 lalu. Stadion Olimpiade ini berkapasitas 60 ribu kursi dan ramah untuk penyandang disabilitas.
Semusim pertama di venue baru, mereka berjuang untuk menjauh dari zona degradasi. West Ham finis di posisi ke-16, hanya unggul selisih gol dari Everton yang terpuruk di peringkat 18.
Sama seperti Arsenal, pindah kandang merupakan langkah bagus secara komersial. Namun, dua pemilik mayoritas West Ham, David Gold dan David Sullivan menginginkan perubahan yang terlalu cepat.
Harapan untuk memainkan laga di kompetisi Eropa di London selalu kandas dan stadion tampaknya semakin empuk.
Beberapa suporter bahkan tidak suka kandang West Ham yang sekarang sebagai rumah baru tim kesayangan mereka. Sebab Stadion Olimpiade adalah venue multievent seperti atletik, rugbi, hingga tempat konser musisi dunia.
Leicester City
Kesulitan juara bukan berarti tidak bisa juara. Hal tersebut dibuktikan oleh Leicester City pada 2016 lalu.
The Foxes pindah ke King Power Stadium 2002 silam dari Stadion Filbert Street yang kapasitasnya hanya 10 ribu penonton. Ekspansi ini awalnya menyulitkan mereka, tapi dewi fortuna berpihak setelah berkali-kali terdegradasi di Liga Inggris.
Sejak menempati King Power Stadium sebagai kandangnya, Leicester tampil di Divisi Championship pada 2002/2003 dan terulang pada 2009 hingga 2014. Mereka bahkan pernah bermain di League One musim 2008/2009.
Akan tetapi, di bawah asuhan manajer Claudio Ranieri, Leicester juara Liga Inggris musim 2015/2016. Pesaing terdekat mereka kala itu Tottenham Hotspur.
Advertisement