Uni Emirat Arab Tunjuk Menteri Kecerdasan Buatan Pertama

Tak main-main, Uni Emirat Arab pun menunjuk Menteri Kecerdasan Buatan pertamanya yang masih berusia 27 tahun.

oleh Jeko I. R. diperbarui 23 Okt 2017, 17:30 WIB
Omar Bin Sultan Al Olama, menteri kecerdasan buatan pertama di Uni Emirat Arab. (Foto: Futurism)

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) bukan lagi jadi istilah asing di ranah teknologi. Berkat kecerdasan buatan, teknologi akan semakin terautomatisasi. Perangkat pintar akan terhubung satu sama lain dalam ekosistem Internet of Things (IoT).

Kehadiran robot, mobil otonomos, perangkat rumahan pintar, dan asisten virtual baru jadi awal tanda kelahiran kecerdasan buatan. Bukan tidak mungkin, ke depannya kecerdasan buatan bisa mengambil porsi lebih besar pada kehidupan manusia di masa mendatang.

Beberapa negara maju, kini telah mengimplementasikan kecerdasan buatan sebagai salah satu pemanfaatan teknologi untuk konsep Smart City dan Smart Factory.

Di Amerika Serikat (AS) sendiri, kecerdasan buatan selangkah lebih maju ketimbang negara-negara lainnya. Teknologi itu digunakan beberapa perusahaan teknologi besar seperti Facebook dan Google untuk merambah ranah industri lain: kesehatan, otomotif, dan masih banyak lagi.

Sementara, di Uni Emirat Arab, kecerdasan buatan dijanjikan sebagai teknologi yang mampu membantu pemerintah. Serius dengan misi ini, Uni Emirat Arab bahkan telah menunjuk menteri baru, yang mana menjadi menteri pertama di dunia dalam ilmu kecerdasan buatan.

Seperti dilansir Futurism, Senin (23/10/2017), menteri kecerdasan buatan pertama di Uni Emirat Arab ini adalah seorang pria muda berusia 27 tahun.

Bernama Omar Bin Sultan Al Olama, ia adalah salah satu dari enam menteri yang baru diangkat. Tiga di antara menteri baru tersebut adalah perempuan.


Pengetahuan Tinggi

Omar dan kelima menteri lain dinobatkan sebagai orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan teknologi di masa depan yang sangat kredibel.

Bahkan, Wakil Presiden Uni Emirat Arab dan Perdana Menteri Shaikh Mohammad Bin Rashid Al Maktoum mengklaim, keenam menteri tersebut mampu menciptakan rencana dan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan yang lebih baik dalam waktu 100 tahun ke depan.

Fakta menarik, Uni Emirat Arab sendiri adalah salah satu dari beberapa negara yang telah banyak berinvestasi pada bidang teknologi--khususnya kecerdasan buatan dalam program Dubai Accelerators--dan ingin menjadi negara terdepan.

Dubai sendiri, ambil contoh, telah menyiapkan kendaraan otonomos berupa taksi helikopter dan robot polisi pada 2030 mendatang.

Pemerintah Dubai juga akan menerapkan sistem transaksi nontunai pada 2012. Mereka juga disebut-sebut akan turut serta membantu menyediakan pemukiman manusia pertama di Mars pada 2117.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya