Lotus Department Store Thamrin Tutup, Ini Kata Pengusaha Ritel

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menilai tutupnya ritel modern seperti Lotus karena pendapatan yang menurun.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Okt 2017, 15:49 WIB
Ilustrasi department store

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan kabar soal tutupnya Lotus Departement Store menjadi peringatan bagi pemerintah terhadap perkembangan bisnis ritel di dalam negeri. Hal ini salah satunya merupakan dampak dari lesunya daya beli dan perubahan pola konsumen masyarakat.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mande mengaku kaget dan tidak menyangka jika departement store seperti Lotus memutuskan untuk menutup gerainya. Padahal, salah satu gerainya yang berlokasi di Jalan MH Thamrin menempati areal strategis dan mempunyai pangsa pasar yang besar, seperti para pekerja di sekitar kawasan tersebut.

"S‎aya juga kaget mendengar kabar ini, saya sedang menghubungi manajemennya, tapi belum tersambung," ujar dia pada acara Rembuk Nasional 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10/2017).

Terlepas dari hal tersebut, lanjut dia, tutupnya Lotus, yang sebelumnya juga telah dilakukan oleh ritel modern lain menjadi alarm bagi pemerintah jika ada masalah pada daya beli masyarakat. Hal tersebut membuat bisnis di sektor tersebut semakin sulit untuk kembali tumbuh pada tahun ini.

"Tapi ini kita lihat sebagai alert lagi, kalau saya katakan ini alarm lagi bagi regulator dan pemerintah bahwa bisnis ritel dalam situasi yang belum recovery. Karena kalau semua recovery, buka tutup itu sebagai suatu hal yang biasa dalam bisnis. Tapi tutup di kala yang lain tidak tutup, ini sebagai sesuatu yang perlu dicatat," kata dia.

Roy menuturkan, kemungkinan besar penyebab dari tutupnya ritel modern seperti Lotus ini adalah soal pendapatan yang menurun. Pendapatan yang diterima tidak mampu mengimbangi besarnya biaya operasi yang dikeluarkan oleh pengusaha agar bisnis ritel bisa terus berjalan.

"Mengapa bisa terjadi seperti itu? Pasti ujung-ujungnya masalah revenue, pendapatan. Sekiranya pendapatan ini bisa dibangkitkan kembali, berarti pola konsumsi masyarakat bisa dibangkitkan kembali, harusnya tidak terjadi yang namanya penutupan Lotus dan lain-lain. Ini menjadi alarm bahwa ada sesuatu yang perlu diharmonisasi, perlu direlaksasi, perlu disinkronisasi lagi terhadap bisnis atau industri ritel," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Lotus Department Store Tutup Bulan Ini

Sebelumnya, Lotus Departement Store di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, dikabarkan bakal tutup per 26 Oktober 2017. Langkah ini menyusul pendahulunya, Matahari di Blok M dan Manggarai, yang lebih dulu tutup pada akhir September lalu.

Penutupan gerai Lotus di Thamrin per 26 Oktober ini dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta.

"Ya tutup. Saya sudah mendengar dari manajemennya. Tapi mereka tidak ada kewajiban melapor pada kita (asosiasi)," ujar Tutum melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.

Tutum tidak menjelaskan lebih jauh alasan penutupan gerai Lotus Departement Store yang dikelola PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) itu. Dia memperkirakan Lotus tutup karena penjualan yang terus menurun.

"Yang jelas tutup. Secara umum biasanya karena penjualan yang jelek. Itu penyebab utamanya," ucap Tutum.

Sementara itu, Liputan6.com mencoba menghubungi Sekretaris Perusahaan Mitra Adiperkasa, Fetty Kwartati, melalui telepon dan pesan singkat, tetapi tidak direspons hingga saat ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya