Liputan6.com, California - Sudah bukan rahasia jika Mars menjadi nama planet prioritas utama dari beberapa yang tengah diteliti oleh NASA.
Apalagi, Badan Antariksa Amerika tersebut telah menemukan kandungan air yang terdapat di dalam permukaan Planet Merah. Sontak saja, spekulasi bahwa Mars layak ditinggali manusia pun mencuat.
Benar atau salah, pasti atau tidaknya, semua masih menjadi tanda tanya besar hingga kini. Faktanya, NASA memang masih berupaya mencari titik terang, apa memang benar planet yang memiliki bulan Phobos dan Deimos ini bakal bisa dihuni umat manusia di masa mendatang.
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian, beberapa kalangan peneliti optimistis manusia bisa tinggal di Mars di waktu mendatang. Berbagai langkah bahkan dipersiapkan NASA agar nantinya proses kolonialisasi manusia di Mars dapat berjalan lancar.
Namun, dengan segala macam sokongan teknologi yang diusahakan, apakah memang nanti Mars bisa menjadi tempat yang layak ditinggali manusia untuk menggantikan Bumi?
Meski memang masih belum jelas, sebagian peneliti mengungkap kemungkinan manusia untuk tinggal di Mars masih sangat minim.
Menurut informasi yang dilaporkan Time, Kamis (26/10/2017), ada beberapa alasan yang menyebabkan Mars sangat mustahil untuk dihuni. Kebanyakan alasan tersebut berasal dari keadaan, iklim dan ekosistem Planet Merah itu sendiri. Berikut penjelasannya.
Radiasi hingga Atmosfer
1. Radiasi
Mars dijelaskan peneliti NASA memiliki tingkatan radiasi yang tinggi. Terdapat dua kandungan radiasi berbahaya di Mars, di antaranya ada Solar Energetic Particles (SEPs) dan Galactic Cosmic Rays (GCRs).
Keduanya bisa membombardir manusia jika tidak disokong alat antiradiasi yang memadai ketika berada di Mars.
Lebih lanjut diungkap, jika manusia menghuni Mars dengan menghabiskan waktu sekitar 180 hari, maka mereka akan mengalami peningkatan radiasi sebanyak 15 kali.
2. Temperatur
Temperatur menjadi salah satu kendala besar manusia untuk bisa hinggap di Mars. Sebagai informasi, temperatur rata-rata di Bumi adalah sekitar 57 derajat Fahrenheit (14 derajat Celsius).
Namun, temperatur rata-rata di Mars berada di suhu sekitar -81 derajat Fahrenheit (-63 derajat Celsius) yang mana menjadi suhu yang sangat tidak mungkin membuat manusia bisa bertahan tanpa adanya bantuan alat canggih.
Jika manusia bertahan di dalam suhu Mars dengan bantuan alat yang begitu minim selama 68 hari, maka mereka dipastikan akan mati.
3. Atmosfer
Selain keadaan radiasi dan temperatur, atmosfer juga menjadi hal yang diperhatikan para peneliti. Sebagai perbandingan lapisan atmosfer Bumi 100 kali lebih padat daripada lapisan atmosfer Mars.
Lapisan atmosfer Bumi terbuat dari 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen dan 1 persen kumpulan gas.
Sementara itu, lapisan atmosfer Mars memiliki kandungan karbon dioksida sebanyak 96 persen yang mana sangat beracun bagi manusia. Sisa lapisan atmosfer memiliki kandungan kumpulan gas argon, nitrogen, dan gas berbahaya lainnya.
Advertisement
Gravitasi dan Bakteri
4. Gravitasi
Meski manusia bisa mengakali persoalan gravitasi, hal ini masih menjadi pertimbangan para peneliti. Tingkat gravitasi di Mars hanya sebesar 38 persen sehingga masih bisa memungkinkan bagi para manusia untuk dapat berjalan di Mars.
Yang menjadi pertimbangan adalah manusia nantinya ditakutkan tidak dapat berjalan dan bergerak dengan leluasa karena terbatas oleh tingkatan gravitasi Planet Merah.
Sementara di Bumi, tubuh manusia bisa menerima kondisi gravitasi "One-G" yang mana mampu menggerakan skeletal, muscular, cardiovascular-nya dengan baik.
5. Space Germs (Bakteri Planet)
Mars bukanlah Bumi. Yang jelas, ekosistem serta makhluk hidup mikroba yang ada di Planet Merah tersebut sangat beda jika dibandingkan dengan Bumi.
Para peneliti menduga terdapat space germs (bakteri planet) yang 'hidup' di udara Planet Mars.
Meski belum diusut secara mendalam, ini menjadi salah satu persoalan penting. Mengingat kejadian para astronot Apollo yang harus dikarantina selama 21 hari karena ditakutkan mengidap space germs setelah kembali dari Bulan.
Infrastruktur dan Kondisi Mental
6. Infrastruktur
Meski Mars telah diungkap dapat memiliki kemungkinan untuk menumbuhkan tanaman, hal tersebut nyatanya masih diragukan.
Kelembaban suhu Mars nyatanya masih sulit dikontrol. Jika tanaman yang ditumbuhkan di Mars mendapatkan bantuan kandungan oksigen berlebih, maka risiko ledakan besar akan terjadi. Sayangnya, masih sedikit yang menganggap ini sebagai hal serius.
7. Kondisi Mental
Inilah yang menjadi 'beban' para astronot jika memang nanti mereka dikerahkan untuk terbang di Mars. Delapan bulan perjalanan ke Mars tentunya akan 'mengacak' kondisi mental mereka.
Maka dari itu, mental para astronot harus dilatih agar tahan banting ketika berada di luar angkasa.
Namun, bagaimana jika nantinya manusia harus bertahan menghadapi segala ketidakmungkinan yang ada di Mars? Pastinya sulit. Tak mudah mengetahui masing-masing orang bahwa mereka memiliki kondisi mental yang baik ketika hendak pergi ke luar angkasa.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement