Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sempat kecewa dengan lambatnya pembangunan proyek infrastruktur. Satu contohnya, proyek jalur kereta Trans Sulawesi yang pencanangan tiang pertamanya (groundbreaking) harus berlangsung hingga tiga kali.
Kekesalan Jokowi lantaran pemancangan tiang pertama tersebut seakan hanya seremonial. Sebab setelah itu, proyek tersebut kembali mangkrak, hingga akhirnya dia pun harus mengancam tidak akan meninjau bila tidak ada perkembangan pembangunan yang berarti.
Advertisement
"Saya mau cerita, ada jalur kereta sudah di-groundbreaking. Saya mau ke sana, Pak Bapak jangan ke sana, ini mau di-groundbreaking. Benar? Iya Pak sudah tiga kali. Saya perintah ke Menhub saat itu, sudah kerjain dulu, minimal 7 km saya datang. Sudah dikerjakan 12 km, saya datang. Sudah di-groundbreaking tiga kali, dibohongin. Saya tidak mau dibohongin seperti itu, tidak mau," ujar dia pada acara Rembuk Nasional 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Menurut dia, ada kebiasaan jika satu proyek tak berlanjut usai acara seremoni groundbreaking. Padahal, dia memastikan jika dirinya merupakan tipe orang yang senang memeriksa kembali perkembangan pembangunan infrastruktur.
"Ya negara kita negara besar. Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote ini besar. Mikirnya setelah groundbreaking kita tidak ke situ lagi kan. Biasanya tidak ke situ, orang sudah groundbreaking ya sudah. Boleh nyoba saya. Satu proyek bisa saya datangi 4-5 kali, 7 kali, 8 kali. Ingin memastikan proyek itu ada progress-nya dan jalan," tegas dia.
Sebab kata Jokowi, jika tidak rajin-rajin meninjau proyek infrastruktur seperti itu, dirinya pesimis proyek tersebut akan memiliki perkembangan yang signifikan.
"Hanya groundbreaking saja kalau tidak dilihat, ya hanya groundbreaking. (Pembangunan) 1 meter saja nggak," tandas dia.
Tonton Video Pilihan Ini: